Translate this site to other language

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Kamis, 30 Desember 2010

0
DINAMIKA PERJALANAN NWDI DAN NBDI

Organisasi Nahdlatul Wathan disingkat NW adalah organisasi keagamaan islam (jamaahyah diniyah islamiyah) yang memiliki kegiatan utama (core activities) dalam bidang pendidikan, social dan dakwah islamiyah. Organisasi ini didirikan oleh TGKH.Muhammad Zainuddin Abdul Madjid pada tanggal 1 Maret 1953 bertepatan dengan 15 Jumadil Akhir 1372 Hijriyah.
Keberadaan lembaga-lembaga pendidikan Nahdlatul Wathan merupakan suatu bukti yang tidak terbantahkan akan peran serta organisasi ini dalam ikut serta mewujudkan tujuan kehidupan berbangsa dan bernegara sebagaimana termaktub dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara matematis berapa banyak anak bangsa yang dapat dicerdaskan oleh oragnisasi Nahdlatul Wathan setiap tahun. Bila dirata-ratakan setiap jenjang/jenis lembaga pendidikan Nahdlatul Wathan dapat menamatkan 40 orang anak didik setiap tahun maka akan ditemukan angka anak bangsa yang dapat ditamatkan dalam satu tahun sekitar 36.080 (tiga puluh enam ribu delapan puluh) orang siswa. Sungguh jumlah yang sangat pantastis. Banyak juga lembaga pendidikan NW yang dapat menamatkan siswa lebih dari seratus orang pada tiap tahun pelajaran. Dengan demikian jumlah tersebut sangat terbuka untuk meningkat. Untuk itu, sangat layaknya negeri ini berterima kasih kepada organisasi Nahdlatul Wathan. Artinya setiap aktivitas Nahdlatul Wathan untuk suatu kemajuan yang tidak bertentangan dengan aturan negara harus didukung secara maksimal. Jangan sampai dihalangai apalagi dicibir. Partisipasi organisasi ini telah mengurangi kewajiban negara atas rakyatnya. Kewajiban negara untuk mencerdaskan/mendidik anak negeri yang tiga puluh lima ribu dalam satu tahun telah diambil alih oleh organisasi Nahdlatul Wathan. Berapa uang negara untuk pengadaan sarana prasara pembelajaran, gaji guru, dan lain-lain yang dapat dihemat?

Nahdlatul Wathan terus tumbuh dan berkembang sakilpun sering diterpa dengan berbagai rintangan baik dari internal maupun eksternal. Pesatnya perkembangan ini tidak terlapas dari prinsip-prinsip dasar perjuangan Nahdlatul Wathan yang telah ditanamkan oleh pendiri Nahdlatul Wathan, yakin, ikhlas, dan istiqomah. Prinsip-prinsip perjuangan ini telah melahirkan konsep sami’na waata’na dalam doktrin perjuangan Nahdlatul Wathan. Orang yang yakin akan suatu kebenaran akan ikhlas dan istiqomah dalam meperjuangkan kebenaran yang diyakini. Segala keputusan yang telah diambil oleh pimpinan akan diwujudkan dengan konsep sami’na waata’na.
Pendirian organisasi NW dilatarbelakangi oleh kebutuhan akan adanya suatu badan yang dapat berfungsi sebagai koordinator, pembimbing dan pengayom dari kegiatan Madrasah Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI) dan Madrasah Nahdlatul Banat Diniyah Islamiyah (NBDI) yang telah berkembang pesat dengan banyaknya cabang-cabang kedua madrasah itu tersebar diberbagai wilayah dan desa di Pulau Lombok. Kedua madrasah itu, NWDI dan NBDI kini telah diintegrasikan menjadi Pondok Pesantren Darun Nahdlatain NW (PPDNW) Pancor yang menjadi induk madrasah NW yang tersebar diwilayah nusantara.
NWDI adalah lembaga pendidikan agama bagi kaum pria yang didirikan pada tanggal 17 Agustus 1936 di Pancor รข€“ Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Madrasah NWDI secara resmi dibuka pada tanggal 22 Agustus 1937 bertepatan dengan tanggal 15 Jumadil Akhir 1356 Hijriah. Sedangkan NBDI adalah lembaga pendidikan agama bagi kaum perempuan yang didirikan pada tanggal 21 April 1943 bertepatan dengan 15 Rabiul Akhir 1362 Hijriah.
Perjuangan NW yang dimulai sejak kelahiran Madrasah NWDI sudah mencapai 69 tahun lamanya, dari tahun ke tahun terus mengalami dinamika dan perubahan. Adapun perubahan penting yang dialami organisasi NW adalah berkembangnya peran dan fungsi NW sebagai organisasi kemasyarakatan yang menjalankan aktivitas dalam bidang penguatan masyarakat sipil (civil society). Oleh karena itu NW sekarang dikenal sebagai organisasi keagamaan dan kemasyarakatan.

Download File lengkapnya dengan mengklik gambar berikut


0
FERTILISASI, CLEAVAGE DAN IMPLANTASI




A.     Fertilisasi
Menurut Sri Sudarwati (1990) fertilisasi merupakan proses peleburan dua macam gamet sehingga terbentuk suatu individu baru dengan sifat genetic yang berasal dari kedua parentalnya. Sedangkan menurut Wildan Yatim (1990) fertilisasi merupakan masuknya spermatozoa kedalam ovum. Setelah spermatozoa masuk, ovum dapat tumbuh menjadi individu baru.
Spermatozoa yang mengelilingi ovum akan menghasilkan enzim hialuronidase, yaitu enzim yang memecah protoplasma pelindung ovum agar dapat menembus ovum dengan sedikit lebih mudah. Enzim tersebut merusak korona radiata dan memudahkan penembusan zona pellucida hanya untuk satu sperma saja. Badan dan ekor sperma terpisah dari kepala segera setelah masuk ke dalam ovum. Segera setelah kedua sel bersatu, kumparan kutub kedua dalam inti (nukleus) ovum mengalami pembelahan meiosis kedua dan mampu bersatu dengan inti sperma, sehingga terbentuk kromosom diploid (2n)
Seluruh proses reproduksi seksual berpusat pada kejadian fertilisasi atau pembuahan, namun demikian fertilisasi tersendiri bukan suatu proses reproduksi. Sebaliknya, fertilisasi  terdiri dari penyatuan atau fusi dua sel, gamet-gamet jantan dan betina untuk membentuk satu sel zygote. Fertilisasi adalah proses ganda:
§         Dalam aspek embriologik, fertilisasi meliputi pengaktifan ovum oleh sprematozoa. Tanpa rangsangan fertilisasi, ovum tidak akan memulai “cleavage” dan tidak ada perkembangan embrional.
§         Dalam aspek genetik, fertilisasi meliputi pemasukan faktor-faktor hereditas pejantan ke dalam ovum. Di sinilah terletak manfaaat perkawinan untuk menyatukan faktor-faktor unggul ke dalam satu individu baru.
Pada hampir semua mamalia, fertilisasi dimulai sesudah “badan kutub” pertama disingkirkan, sehingga sperma menembus dan masuk ke dalam ovum sewaktu pembelahan reduksi kedua sedang berlangsung.
Sesudah perkawinan, sperma diangkut ke tuba falopii dalam waktu 15 menit. Volume semen maupun jumlah sperma sangat penting untuk memperoleh angka kosepsi yang tinggi. Semen cepat menghilang dari uterus selama 2 jam pertama dan sperma dalam kosentrasi tinggi masih terdapat pada pertemuan uterobutal. Kebutuhan akan kapasitasi sperma babi sebelum fertilisasi masih berupa suatu tanda-tanya. Fertilisasi terjadi paling cepat 2-3 jam sesudah inseminasi.
Suatu penyatuan terjadi antara infudibulum dengan cumulus oopurus yang mengelilingi ovum. Akan tetapi cumulus oopurus segera tanggal. Ova diangkut dengan segera melalui ampula tuba falopii tetapi kemudian tertahan dibagian bawah tuba falopii dan tidak memasuki uterus sampai sekitar 3 hari sesudah permulaan estrus.

B.     Cleavage(Pembelahan) dan Perkembangan Embrional
Menurut yatim (1990:155) pada manusia pembelahan terjadi secara holobastik tidak teratur. Dimana bidang dan waktu tahap-tahap pembelahan tidak sama dan tidak serentak pada berbagai daerah zigot. Awalnya zigot membelah menjadi 2 sel, kemudian terjadi tingkat 3 sel, kemudian tingkat 4 sel, diteruskan tingkat 5 sel, 6 sel, 7 sel, 8 sel, dan terus menerus hingga terbentuk balstomer yang terdiri dari 60-70 sel, berupa gumpalan massif yang disebut morula.
Pembelahan atau segmentasi terjadi setelah pembelahan. Zigot membelah berulang kali sampai terdiri dari berpuluh sel kecil yang disebut blastomer. Pembelahan itu bias meliputi seluruh bagian, bias pula hanya sebagian kecil zigot. Pembelahan ini terjadi secara mitosis. Bidang yang ditempuh oleh arah pembelahan ketika zigot mengalami mitosis terus-menerus menjadi banyak sel, disebut bidang pembelahan. Ada 4 macam bidang pembelahan yaitu meridian, vertical, ekuator dan latitudinal
Pada Hewan, pembelahan pertama dan kedua dari ova yang telah di buahi terjadi semasa ova berada di dalam tuba falopii. Secara normal, embrio berada pada tahap 4 sel dalam masa pembangunannya sewaktu memasuki uterus. Embrio-embrio tidak segera di distribusikan ke seluruh uterus akan tetapi untuk sementara di tahan di bagian anterior cornua uteri. Cleavage telah mencapai tingkatan morula pada hari ke-5 sampai hari ke-6 sesudah permulaan estrus dan pembentukan blastocyst dengan penghilangan zona pellucida terjadi pada hari ke-6 sampai hari ke-8. Pemanjangan blastocyst terjadi sebelum implantasi. Sesudah pemanjangan chorion, embrio didistribusikan secara merata di dalam cornua uteri. Panjang uterus bertambah dengan cepat dari hari ke-2 sampai hari ke-6 sesudah permulaan estrus. Suatu pertambahan berat uterus linear terjadi selama masa kebuntingan. Ruangan yang tersedia di dalam uterus mempengaruhi jumlah anak pada kebuntingan muda tetapi cukup menentukan pada umur kebuntingan 105 hari (Fenton et al., dikutip dari Toelihere, 1993).

C.     Implantasi
Embrio dikatakan atau di implantasikan apabila posisinya telah difikser dan kontak fisik dengan organisme induk telah ditetapkan. Istilah implantasi mungkin lebih sesuai untuk jenis-jenis hewan dimana embrio tertanam dalam dinding uterus. Pada babi discus embrional selalu terletak pada sisi anti-mesometrail di dalam corna uteri. Sebaliknya, pada akhir kebuntingan jumlah embrio dalam posisi yang menghadap ke atas atau ke bawah di dalam corna uteri akan sama banyak.

D.    Jalannya Implantasi
Periode permulaan pertautan berlangsung dari kira-kira hari ke-12 sampai hari ke-24 sesudah fertilisasi. Menjelang sekitar hari ke-7 zona pellucida di sekeliling blastocyst telang tanggal, sehingga sel-sel trophoblast berkontak langsung dengan spithel uterus. Trophoblast kini mulai memperbanyak diri secara cepat, yang menyebabkan perlipatan dinding trophoblast, mungkin karena akumulasi cairan di dalam rongga blastocyst tidak dapat mengikuti kecepatan pengembangan dinding.
Endodern mulai muncul dan blastocyst berubah dalam beberapa hari dari suatu gelembung bulat kecil menjadi suatu pipa berbentuk benang yang sangat memanjang, kadang-kadang mencapai panjang beberapa kaki. Discus embrional menempati suatu bagian yang membesar pendek di pertengahan pipa. Pada saat tersebut dinding uterus berlipat-lipat dalam dan lapisan luar (chorin) dari blastocyst yang memanjang diperhadapkan pada epithel uterus, mengikuti jalannya lipatan-lipatan. Selama periode ini makanan embrio tergantung pada absorpsi hitotrof atau “susu uterus”. Blastocyst yang panjang menjamin suatu permukaan absorptif yang luas untuk maksud tersebut.


DAFTAR PUSTAKA

Muhamad. H., dkk. Sebaran Antiaglutinin Spermatozoa Dalam Plasma Yang Dikoleksi Dari Epididimis Dan Ejakulat Pada Babi. Jurnal Veteriner. Volume :  8 - No.1
Partodihahardjo, S., 1992. Ilmu Reproduksi hewan. Mutiara, Jakarta.
Sudarwati, Sri.dkk. 1990. Dasar-Dasar Struktur dan Perkembangan Hewan. Bandung: Penerbit ITB
Suyadnya. EFFECT OF TIME AND FREQUENCY OF MATING TO THE NUMBER AND MORTALITY OF EMBRYOS IN BALI GILTS”. Laboratory of Animal Reproduction, Faculty of Animal Husbandry, Udayana University. Majalah Ilmiah Peternakan. 2006. Volume : 9- No.2
Yatim, W. 1982. Reproduksi dan Embriologi. Bandung: Tarsito


Download File lengkapnya dengan mengklik gambar berikut
Rabu, 29 Desember 2010

0
Rekayasa Genetika atau Kegagalan???

Ani Purwati dan Lutfiyah Hanim
02 Apr 2009
Bulan Januari 2009 lalu, Insist press menerbitkan buku berjudul Rekayasa Genetik: Impian atau Petaka. Buku yang diterjemahkan dari buku berjudul Genetic Engineering: Dream or Nightmare? The Brave New World of Bad Science and Big Business yang ditulis oleh Dr. Mae-Wan-Ho. Kami mengutipnya di bawah ini. Buku tersebut bisa diperoleh di toko-toko buku atau melalui Insist Press Jln. Ganesha II No.9, Muja-Muju, Yogyakarta 55165, Tlp./Fakx. 0274-556433.
Anda mungkin pernah mendengar tentang rekayasa genetik, teknologi yang memungkinkan dilakukannya modifikasi genetik. Pada tahun 1997, orang-orang biasa dikejutkan oleh rekayasa genetik yang telah mengambil alih semua aspek kehidupan sehari-hari. Berbagai produk rekayasa genetik begitu deras mengalir di pasaran mulai dari minyak biji kanola, kedelai, jagung, bit manis, ketimun dan masih banyak yang lainnya.
Masyarakat pun terbuai dalam rasa aman yang semu, mereka percaya ilmuwan dan ahli terbaik bioteknologi modern itu sungguh-sungguh memperhatikan risiko produk-produknya tersebut. Berbagai pamflet indah industri bioteknologi disebarkan. Mereka menyatakan keunggulan modifikasi genetik jauh lebih akurat karena gen-gen dapat diisolasikan satu-satu dan dipindahkan sesuai keinginan. Teknologi itu juga menjanjikan pangan bagi mereka yang kelaparan, dengan modifikasi tanaman secara genetis agar tahan hama dan penyakit serta meningkatkan panenan. Selain itu juga menjanjikan modifikasi galur bakteri dan tumbuhan tinggi agar dapat menguraikan limbah beracun atau membersihkan logam berat dari lingkungan.
Akhirnya produk-produk itupun memicu perdebatan dan pertentangan. Serangkaian konferensi untuk mencapai konsensus dan konsultasi publik untuk menanggapi kekhawatiran masyarakat diadakan. Beberapa komisipun dibentuk di banyak negara Eropa untuk membahas risiko dan etika produk rekayasa genetik itu.
Di tengah-tengah propaganda korporasi dan kampanye disinformasi serta penekanan informasi yang dibantu serta ditingkatkan oleh lembaga akademik tersebut, penulis sebagai guru besar Genetika sejak 1976 dan reader dalam Biologi sejak 1985 di Open University, Inggris,  mencoba menghadirkan buku ini untuk memberi informasi yang sejujurnya kepada masyarakat.
Dr. Ho dalam buku yang aslinya diterbitkan pada 1997 mengatakan bahwa kegagalan dan bahaya bioteknologi rekayasa genetik yang ditonjolkan penulis dalam buku ini telah terbukti. Kampanye bersama untuk membantah, disinformasi dan penekanan mencapai puncak, baru saat ilmu buruk dan bisnis besar menjadi semakin terikat dan akrab. Tetapi perlawanan di seluruh dunia juga menguat, terutama menyangkut tanaman hasil rekayasa genetik atau transgenik.
Seratus tujuhpuluh dua kawasan dan provinsi di Eropa telah menyatakan dirinya Zona Bebas Transgenik (GM Free Zone). Lebih dari 4.500 pemerintah daerah dan kawasan lebih kecil di Eropa juga meminta pembatasan terhadap penanaman transgenik komersial. Inisiatif bebas transgenik muncul di setiap negara di Eropa.
Sementara itu pemanasan global semakin cepat dan bahan bakar fosil serta air menipis dengan cepat akibat eksploitasi sumberdaya bumi secara tidak berkelanjutan selama bertahun-tahun. Masalah paling mendesak saat ini adalah bagaimana kita bisa memberi makan diri sendiri saat air dan bahan bakar fosil habis.
Penulis mengatakan bahwa kita perlu membuat sistem pangan berkelanjutan dengan kecepatan “armada perang” untuk menyapih pertanian industrial dari ketergantungan berat pada air dan bahan bakar fosil. Dalam hal ini, tanaman transgenik lebih buruk; tanaman itu adalah batu penghalang dan jalan menuju bencana untuk pertanian dan ketahanan pangan dunia.
Setelah mendapatkan bukti dari semua prediksi tentang masalah dan kegagalan rekayasa genetik, Mae Wan Ho,  merasa tidak mendapat kepuasan, hanya kegelisahan dan rasa putus asa melihat bantahan dan pengabaian atas bukti itu yang terus menerus dilakukan para penegak peraturan kita. Dalam hal tanaman transgenik, ini jelas merupakan kecerobohan besar di pihak mereka.
Padahal penulis dan teman-temannya terutama Joe Cummins sudah memperbarui bukti-bukti tersebut, pertama dalam edisi khusus Third World Resurgence on Biomedics: Misguided and Risky Panacea, pada 2001, kemudian dalam Laporan Independent Science Panel Report, the Case for A GM-Free Sustainable World, dan di buku penulis berjudu Living with the Fluid Genome, keduanya diterbitkan pada 2003. Sejak itu lebih banyak bukti mulai terungkap, dan memenuhi halaman bulletin yang diterbitkan oleh Institute of Science in Society (ISIS) yang didirikannya pada 1999. Penulis menyampaikan informasi baru tersebut secara ringkas seperti berikut ini.
Rekayasa genetik memang telah gagal dari semua aspek, revolusi biotek belum terlihat saat ini walaupun pembohongan tetap berlangsung. Tanaman transgenik bukan saja tidak berguna tetapi juga berbahaya bagi kesehatan dan tidak baik untuk lingkungan, seperti yang diperkirakan buku ini. Ada bukti lebih jauh bahwa varietas transgenik tidak stabil secara genetik, sehingga pengendalian mutunya tidak mungkin dilakukan.
Ilmuwan Perancis yang diikuti ilmuwan Belgia menemukan bahwa DNA asing yang disisipkan ke dalam semua varietas transgenik yang diijinkan secara komersial di Eropa hingga 2003 bercampur dan mengatur diri kembali, sehingga berbeda dari kondisi awal yang diuraikan oleh perusahaan. Berdasarkan peraturan Eropa untuk pelepasan sengaja, yang mensyaratkan adanya kestabilan genetik, kondisi ini seharusnya membuat tanaman transgenik ilegal.
Hingga kini masih belum ada bukti bahwa varietas transgenik tetap stabil secara genetik pada generasi berikutnya. Dan uji deteksi untuk kontaminasi benih dan produk non-transgenik terlilit kontroversi karena hal itu. Walaupun sering ditentang oleh anggota negara Uni Eropa (UE) dan tidak ada pasarnya di UE, lebih banyak tanaman dan produk transgenik yang telah dijinkan untuk dilepas. Pada April 2006, Komisi Eropa menuduh lembaga pengatur keamanan pangannya sendiri sebagai “bias pada transgenik” dan memberlakukan perubahan luas dalam proses perijinan.
Sementara itu, Dolly domba hasil cloning harus dibiarkan mati dini pada umur enam tahun, karena sakit berat yang disebabkan prosedur cloning transplantasi nukleus, dimana inti (nukleus) dari sebuah sel dewasa disuntikkan ke dalam sebuah telur yang intinya sudah diambil. Banyak sekali kegagalan dan kengerian yang didokumentasikan dalam spesies lain. Pada dasarnya ini adalah akhir dari pharming hewan, yaitu memodifikasi hewan secara genetik guna menghasilkan bahan farmasi, kemudian mengklon hewan transgenik untuk menghasilkan kelompok elit identik yang menghasilkan bahan farmasi pada skala komersial.
Ini adalah juga akhir dari xenotransplantasi, yaitu penggunaan hewan transgenik untuk mengganti organ dan jaringan. Kloning mulai dilakukan karena tidak mungkin membuat hewan transgenik mereproduksi sifat-sifat yang diinginkan, hewan itu mandul dan atau tidak stabil secara genetik. Tetapi sejak awal, para ilmuwan termasuk Joe Cummins dan penulis telah memperingatkan akan bahaya penciptaan dan penyebaran virus baru melalui prosedur transplantasi lintas species yang berbahaya ini.
Beberapa tulisan ilmiah yang diterbitkan juga telah mendokumentasikan bahwa sejak 1992, paling tidak 16 pasien meninggal saat atau setelah percobaan xenotransplantasi, tetapi kematian itu dikatakan disebabkan oleh kondisi medis sebelumnya, bukan karena xenotransplantasi.
Penulis juga telah memperingatkan akan maraknya pemberian paten atas gen dan dampaknya ketika sekuens genom padi pertama kali diumumkan pada 2002. Tetapi penulis tidak menyangka skala dan cakupan paten yang demikian luas seperti yang diminta Syngenta. Pada Agustus 2005, Syngenta, sebuah perusahaan biotek raksasa mengungkapkan bahwa mereka telah memohon apliksi 15 paten global atas hampir 30.000 urutan gen dari padi (dari total 37.544 urutan). Memberikan paten seperti itu akan merupakan pelanggaran hak azasi manusia dan melegitimasi pencurian sumberdaya genetik yang menyediakan pangan dan nafkah bagi miliaran orang termiskin di dunia.
Link : http://www.beritabumi.or.id/?g=liatinfo&infoID=ID0024&ikey=3
Minggu, 26 Desember 2010

0
REFLEKSI PERJALANAN IKAHIMBI

 IKATAN HIMPUNAN MAHASISWA BIOLOGI INDONESIA (IKAHIMBI)

Oleh : Saevul Amri

Sekretaris Jenderal Ikahimbi


Salam Lestari !

Ikatan himpunan mahasiswa biologi Indonesia (Ikahimbi) didirikan pada saat musyawarah nasional mahasiswa biologi se-Indonesia tanggal 7 Desember 2005 di Mataram. Ikahimbi didirikan dengan harapan besar dari mahasiswa biologi se-Indonesia, yaitu harapan menjadi organisasi nasional yang mampu mempersatukan himpunan mahasiswa biologi se-Indonesia. Ikahimbi dijadikan wadah kerja sama lintas kampus yang bertujuan untuk mengoptimalkan potensi mahasiswa biologi Indonesia dan berperan aktif dalam eksplorasi sumber daya alam dan konservasi lingkungan hidup dalam upaya mewujudkan Tridharma Perguruan Tinggi dan berpartisipasi aktif dalam menjadikan Indonesia lebih baik dan bermartabat.

Kepengurusan Ikahimbi berlangsung selama dua tahun dan dipimpin oleh seorang sekretaris jenderal. Dalam melaksanakan amanahnya, sekretaris jenderal (Sekjen) dibantu oleh badan pengurus pusat (BPP) Ikahimbi. Untuk memudahkan kinerja Ikahimbi, maka pada tingkat wilayah dibentuk badan pengurus wilayah (BPW) yang dipimpin oleh koordinator wilayah. Koordinator wilayah melakukan koordinasi dengan semua himpunan mahasiswa biologi di wilayah kerjanya dan bertanggung jawab kepada sekretaris jenderal Ikahimbi dan himpunan mahasiswa biologi di wilayahnya.

Kepengurusan Ikahimbi yang pertama (2005-2007) dipimpin oleh Edi Arip Miharja, mahasiswa biologi Institut Pertanian Bogor. Kepengurusan pertama ini telah berhasil membangun Ikahimbi dari nol. Ikahimbi pada masa ini telah memiliki AD-ART, GBHK, Peraturan keuangan organisasi (PKO), dan Pola Dasar Penyelenggaraan Organisasi (PDPO) yang jelas. Ikahimbi telah hidup dan mulai menunjukkan eksistensinya melalui berbagai kegiatan, seperti seminar nasional di Universitas Negeri Jakarta, Universitas Negeri Surabaya, Universitas Mulawarman, dan Institut Pertanian Bogor. Selain seminar nasional, telah dilakukan seminar hasil penelitian mahasiswa biologi se-Indonesia di Universitas Negeri Surabaya dan Universitas Mulawarman. Pada tingkat wilayah, telah terbentuk 10 wilayah kerja di seluruh Indonesia (pada kepenguruasan berikutnya menjadi 11 wilayah). Wilayah kerja yang memiliki kepengurusan wilayahnya adalah wilayah kerja 2, wilayah kerja 3, wilayah kerja 5, wilayah kerja 6, wilayah kerja 8, dan wilayah kerja 9. Perjalanan organisasi baru tidaklah mudah, dari pengurus wilayah yang terbentuk tersebut ternyata tidak semua pengurus wilayah berjalan dengan lancar seperti wilayah kerja 2 dan wilayah kerja 6. Masalah kesulitan keuangan juga menjadi tantangan bersama. Sebagian besar pengurus pusat Ikahimbi yang beranggotakan lebih dari 50 orang juga mengalami krisis komunikasi. Meskipun demikian, masih terdapat sebagian pengurus pusat Ikahimbi yang yang hebat dan tetap setia serta berjuang dengan sekuat tenaga demi kemajuan Ikahimbi. Kesuksesan pengurus pertama Ikahimbi adalah mampu menjadikan jiwa dan semangat keberadaan Ikahimbi telah dirasakan pada semua wilayah sebagai penyatu himpunan mahasiswa biologi se-Indonesia dan menjadi bekal yang bagus bagi kepengurusan Ikahimbi berikutnya.

Setelah kepengurusan pertama Ikahimbi usai, kepengurusan baru dengan semangat baru telah terbentuk pada Musayawarah Nasional dan Musyawarah kerja nasional Ikahimbi di Institut Pertanian Bogor. Kepengurusan Ikahimbi periode 2007- 2009 dipimpin oleh seorang Sekjen Ikahimbi yang bernama Saevul Amri, Mahasiswa Biologi Universitas Gadjah Mada. Kepengurusan Ikahimbi yang kedua ini memiliki modal awal yang cukup yaitu banyaknya anggota pengurus pusat yang mencapai 70 orang, hadirnya peserta saat Musyawarah Nasional yang berasal dari 9 wilayah kerja di seluruh Indonesia, dan modal keuangan yang mencapai 1,5 juta rupiah. Lalu, apakah yang sudah dilakukan oleh pengurus Ikahimbi hingga saat ini ?

Kepengurusan Ikahimbi yang besar dengan beranekaragam sifat dan terdistribusi di seluruh Indonesia serta 80% pengurusnya adalah orang yang baru mengenal Ikahimbi merupakan peluang dan tantangan dalam menjalankan amanah. Untuk mempererat persaudaraan pengurus dan koordinasi kegiatan dilakukan komunikasi melalui media internet dan handphone. Selama setengah tahun kepengurusan Ikahimbi, pengurus Ikahimbi telah melakukan kegiatan seminar nasional di Universitas Airlangga, Universitas Negeri Manado dan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah; workshop di Universitas Islam Negeri Yogyakarta; penanaman pohon dan bakti sosial di sejumlah wilayah di Indonesia seperti di Palembang, Bandung, Jakarta, Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Sulawesi, dan Papua; Ikahimbi peduli bencana banjir 2008 dengan mengumpulkan dana sekitar 5 juta dan mendistribusikannya kepada masyarakat yang membutuhkan seperti di daerah Situbondo dan Ngawi; beberapa riset pengamatan burung dan penyu di beberapa daerah seperti di Jakarta dan Jawa Timur. Selain itu, Ikahimbi juga telah memiliki media informasi dan komunikasi yang resmi, yaitu website (ikahimbi.org), forum (ikahimbi.org/forum), email (mail@ikahimbi.org dan ikahimbi@yahoo.com), friendster, Facebook, dan sudah terdaftar dalam ITglobaltalking dan dikti.org. Dari segi kerja sama, Ikahimbi telah menjalin kerja sama yang baik dan akan berkelanjutan dengan Perhimpunan Biologi Indonesia (PBI), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), lembaga pemerintah seperti Departemen Kehutanan dan Departemen Pertanian RI, dan sejumlah LSM lingkungan tingkat nasional-internasional, seperti Wahana Lingkungan Hidup (Walhi), The Nature Conservancy (TNC), dan Ecoton. Salah satu contoh wujud nyata kerja sama tersebut adalah disediakannya pembicara dan juri secara gratis dan tanpa menanggung biaya transportasi dari PBI, LIPI, dan departemen pertanian RI pada seminar nasional di Universitas Airlangga dan Lomba Karya Hasil Penelitian (LKHP). LIPI dan PBI memberikan apresiasi yang besar terhadap juara LKHP tersebut, yaitu dengan membantu jurnal penelitian para pemenang untuk dimuat di dalam sejumlah jurnal nasional dan internasional terakreditasi A. Selain itu, telah dijalin komunikasi yang baik dengan organisasi mahasiswa nasional sejenis, seperti dengan Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia dan Ikatan Mahasiswa Teknologi Pertanian.

Pada tingkat wilayah, seperti di wilayah kerja 4 (Jawa tengah-DIY), 6 (Bali-Nusa Tenggara), dan 11 (Papua) telah dibentuk pengurus wilayah yang solid dan berkomitmen kuat, melakukan perluasan jaringan internal himpunan mahasiswa biologi, dan sampai saat ini sedang menunjukkan eksistensi dan kontribusinya kepada Indonesia. Selain wilayah tersebut, yaitu wilayah kerja 3 (Jakarta, Banten, dan Jawa Barat), wilayah kerja 5 (Jawa Timur), wilayah kerja 8 (Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan), dan wilayah kerja 9 (Sulawesi) telah/sedang melakukan perluasan jaringan internal himpunan mahasiswa biologi di wilayah kerja tersebut dan telah melakukan berbagai kegiatan seperti bakti sosial, aksi damai, penanaman pohon, dan seminar. Wilayah yang sampai saat ini belum memiliki pengurus wilayah adalah wilayah kerja 1 (sumatera I), wilayah kerja 2 (sumatera II), wilayah kerja 7 (Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah), dan wilayah kerja 9 (Maluku dan Maluku Utara). Meskipun demikian, wilayah yang belum memiliki kepengurusan wilayah akan segera mengadakan musyawarah wilayah karena sesungguhnya komunikasi dengan hampir semua himpunan mahasiswa biologi di Indonesia sudah terjalin, seperti dengan himpunan mahasiswa biologi di Universitas Syah Kuala, Universitas Sumatera Utara, Universitas Riau, Universitas Jambi, Universitas Siwijaya, Universitas Lampung, Universitas Palangkaraya, Universitas Tanjungpura, dan Universitas Khairun.

Ikahimbi sebagai organisasi nasional yang baru berumur tiga tahun dapat dikatakan berkembang dengan pesat. Namun, semua yang telah dilakukan sampai saat ini belumlah maksimal dan kemanfaatan Ikahimbi baru dirasakan oleh pengurus dan sebagian kecil mahasiswa biologi dan masyarakat Indonesia. Kegiatan Ikahimbi yang termasuk utama yang berupa kegiatan penelitian bersama juga belum berkembang dengan baik. Masih diperlukan usaha yang kuat dan dukungan dari semua pihak. Ikahimbi dengan berbagai macam potensi yang dimiliki sangat mungkin menjadi organisasi yang berharga dan diperhitungkan dalam level nasional beberapa tahun lagi dengan adanya kontribusi yang nyata bagi kemajuan Ilmu pengetahuan Indonesia, perbaikan kondisi lingkungan Indonesia, dan bagi kesejahteraan masyarakat. Namun, cita-cita tersebut tidak mungkin tercapai apabila setiap diri mahasiswa biologi masih memiliki egoisme diri dan kampusnya masing-masing dan tidak memiliki komitmen yang kuat untuk memajukan Ikahimbi.
(Sumber : http://saevul.tigblog.org/)

0
Biologi Sains (Mempelajari Kehidupan)


Sains menyelidiki gaya-gaya yang mempengaruhi Bumi dan penghuninya. Lewat pengamatan dan percobaan, para ilmuan berusaha memecahkan teka-teki yang sulit dan menyembunyikan sebab-sebab peristiwa yang membentuk dunia. Hasil sains modern telah merubah dunia secara nyata dengan penemuan baru dan penting dalam bidang seperti komunikasi, transportasi, pertanian dan kedokteran. Biologi sendiri adalah sains yang mempelajari kehidupan dan mahluk hidup, termasuk hukum yang mengatur peristiwa kehidupan.

Setiap tipe kehidupan dari partikel hidup mikroskopis terkecil hingga spesies tanaman dan hewan terbesar dan paling mengagumkan termasuk bidang studi biologi. Studi biologi mencakup semua yang dikenal tentang tanaman, hewan, mikroba atau mahluk hidup lain di masa lalu ataupun masa kini.
Seperti di definisikan di atas, biologi adalah sains kehidupan dan mahluk hidup. Biologi adalah sains alam. Ia adalah studi bentuk kehidupan individual di dunia kehidupan yang disebut alam. Ia adalah sains ikan dan kunang-kunang, rerumputan dan belalang, manusia dan jamur, bunga dan bintang laut, cacing dan lumut. Ia adalah studi kehidupan di puncak gunung tertinggi dan di dasar samudera terdalam.
Biologi adalah pengetahuan yang dikumpulkan mengenai semua mahluk hidup dan prinsip serta hukum yang mengatur kehidupan. Seluruh mahluk hidup disebut organisme. Organisme yang terlalu kecil untuk dilihat oleh mata tanpa alat disebut mikroorganisme atau mikroba.
Mereka yang mengkhususkan diri belajar biologi disebut ahli biologi, atau biologiwan, atau naturalis, dan lewat pengamatan mereka pada alam dan peristiwa alam yang membuat gagasan-gagasan besar biologi lahir.

Kelahiran Biologi

Tujuan penelitian ilmiah adalah menemukan kebenaran. Dari dulu hingga sekarang manusia terus mencari kebenaran mengenai sifat kehidupan. Kita tidak dapat sepenuhnya menghargai masa kini tanpa mengetahui apa yang telah terjadi di masa lalu. Kelahiran biologi sebagai sains yang mengesankan adalah lambat dan penuh perjuangan, dan terjadi selama ber abad-abad. Perhatikan tabel 1 di bawah dan lihatlah panjang waktu dalam abad dimana para naturalis Yunani kuno mempelajari dan menulis tentang tanaman dan hewan. Sekarang lihat tabel 2 yang menunjukkan jumlah abad antara Vesalius dan Lamarck. Anda dapat melihat kalau tiap penemuan biologi memerlukan waktu yang sangat lama. Mempelajari perkembangan historis gagasan sains memberi pemahaman yang lebih baik tentang proses dan metode inkuiri (penelitian). Mempelajari mengenai individual yang menyumbangkan pada pengetahuan ilmiah meningkatkan pemahaman kita tentang sains dan masyarakat.

Masyarakat Kuno Mempelajari Kehidupan

Studi kehidupan sama tuanya dengan manusia itu sendiri. Semenjak masyarakat purba yang mengamati dan bertanya-tanya tentang sifat hewan dan tanaman dalam lingkup mereka yang terbatas. Orang masa lalu menggunakan pengamatan mereka untuk membantu mereka dalam kegiatan berburu, mengumpulkan makanan dan bercocok tanam.



Sejumlah besar sumbangan diberikan oleh Yunani Kuno yang memulai studi sistematik mahluk hidup, termasuk manusia. Tabel 1 memberikan rangkuman singkat pencapaian mereka.
Tabel 1. Pencapaian biologi Yunani Kuno
Hippocrates (460 – 370 SM) Mendirikan sekolah medis pertama, berada di pulau Cos, Yunani
Aristoteles (382 – 322 SM) Mengembangkan studi sejarah alam terorganisir pertama; beliau adalah pengamat yang teliti, penulis dan juga penggambar hewan dan tanaman
Theophrastus (380 – 287 SM) Mengkhususkan diri pada studi tanaman; ia disebut “Bapak Botani”
Galen (130 – 200 M) Tokoh paling terdepan dalam anatomi
Kemunculan sains purba mencapai puncaknya dan kemudian menurun drastis. Selama beberapa abad minat dan aktivitas penyelidikan ilmiah mengalami kekosongan, menciptakan kehampaan penemuan ilmiah. Periode depresi ini menunjukkan sedikitnya inkuiri mengenai alam dan kehidupan, dan diberi nama Zaman Kegelapan. Ia berlangsung dari 200 – 1200 Masehi. Selama masa ini, buku langka ditemukan dan para penguasa dipandang sebagai sumber semua pengetahuan. Pengamatan sendiri dipandang sebagai perbuatan yang durhaka.

Kebangkitan Biologi

Abad ke-14 disirami dengan kebangkitan pemikiran ilmiah dan inkuiri. Diantara alasan perubahan sikap ini adalah ditemukannya percetakan, penjelajahan samudera, meluasnya gagasan-gagasan yang dibawa oleh Perang Salib dan munculnya berbagai universitas. Semua hal ini menjadi faktor yang memunculkan kembali biologi dan metode ilmiah.
Beberapa sumbangan penting pemahaman hukum sains biologi antara abad ke-16 dan 19 ditunjukkan dalam tabel 2

Tabel 2. Penemuan Biologi antara abad ke-16 dan 19
Andreas Vesalius (1514 – 1564) Studi tubuh manusia dengan pembedahan, dan mengabaikan otoritas Galen
Marcello Malpighi (1628 – 1694) Menjelaskan metamorfosis (perubahan tubuh) ulat sutera
William Harvey (1578 – 1667) Menunjukkan jalur perjalanan darah di tubuh manusia
Robert Hooke (1635 – 1703) Menemukan dan menamai “Sel” pada sumbat
Anton van Leeuwenhoek (1632 – 1723) Orang pertama yang melihat sel hidup
Carolus Linnaeus (1707 – 1778) Membuat sistem binomial nomenclature, yaitu, penamaan genus/spesies tanaman dan hewan.
George Cuvier (1769 – 1832) Mendirikan studi anatomi komparatif
Jean Baptiste Lamarck (1744 – 1829) Memberikan istilah biologi pada ilmu kehidupan dengan mengambil dua kata dari bahasa Yunani; bios yang berarti “kehidupan”, dan logos yang berarti “ilmu”
Referensi
  1. Edwards, G.L. 2000. Biology: The Easy Way.
  2. Price, G. 2006. Biology: An Illustrated Guide to Science. The Diagram Group.
(Sumber: http://www.faktailmiah.com)


0
KLONING DNA

Genetika sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang pewarisan sifat suatu individu ke keturunannya selalu menarik perhatian seluruh kalangan. Genetika terus berkembang dengan pesat sejak diketahuinya atau ditemukannya struktur Deoxyribose Nucleic Acid (DNA). Sebenarnya kloning ini bukanlah hal yang mengejutkan atau hal yang mustahil karena alam sendiri yang telah lama memberi tanda-tanda adanya kloning (kloning alami), terlihat jelas pada bakteri yang berkembang biak melalui proses kloning (membelah diri dari satu sel menjadi dua sel identik secara genetik).
Ketika teknologi di berbagai bidang makin berkembang, perkembangan teknologi biologi memungkinkan manusia merambah lebih jauh hingga menemukan metode kloning buatan. Kloning merupakan proses atau cara perkembangbiakan mahluk hidup seperti tumbuh-tumbuhan, hewan dan juga manusia secara aseksual atau tanpa melalui proses pertemuan sel kelamin jantan dengan sel kelamin betina.
Penemuan terus merangsang beberapa ahli biologi, sehingga mereka berhasil melakukan rekayasa genetika yang kemudian dikenal dengan sebutan kloning DNA atau kloning Gen. rekayasa genetika atau kloning DNA didefinisikan sebagai pembentukan gen baru melalui proses penyisipan gen asing dengan teknik laboratorium. Dengan ini bahan genetik dari satu organisme dapat disatukan dengan bahan genetik dari organisme lain sehingga dapat diciptakan mahluk baru.
Teknik kloning ini tidak hanya terdapat dalam bidang kedokteran atau kesehatan, tetapi juga pada bidang peternakan dan pertanian. Peluang untuk memindah atau menukar gen dari sel yang satu ke sel yang lain dari organisme berbeda memberikan prospek yang cerah bagi terlaksananya rekayasa genetika. Keuntungan yang diperoleh dengan adanya rekayasa genetika ini adalah penghematan dalam biaya, waktu, jumlah bahan, kelangkaan bahan, maupun jenis-jenis produk baru.
Keuntungan lain dari kloning gen ini adalah, penciptaan jenis bakteri yang memakan minyak dapat dimanfaatkan untuk membersihkan pencemaran minyak pada permukaan laut, penciptaan jenis domba, sapi, kucing, atau jenis hewan lain untuk kesejahteraan manusia dan juga penciptaan organ tubuh manusia untuk mengganti organ tubuh yang rusak seperti pankreas pada penderita kencing manis (diabetes mellitus), ginjal, hati dan lain2.
(sumber: http://kulinet.com)
Sabtu, 25 Desember 2010

1
TANAMAN HIDROPONIK


Hidroponik (latin; hydro = air; ponos = kerja) adalah suatu metode bercocok tanam tanpa menggunakan media tanah, melainkan dengan menggunakan larutan mineral bernutrisi atau bahan lainnya yang mengandung unsur hara seperti sabut kelapa, serat mineral, pasir, pecahan batu bata, serbuk kayu, dan lain-lain sebagai pengganti media tanah.

Tanaman hidroponik bisa dilakukan secara kecil-kecilan di rumah sebagai suatu hobi ataupun secara besar-besaran dengan tujuan komersial.
Beberapa kelebihan tanaman dengan sistim hidroponik ini antara lain:
- Tanaman ini tidak merusak tanah karena tidak menggunakan media tanah dan juga tidak membutuhkan tempat yang luas.
- Bisa memeriksa akar tanaman secara periodik untuk memastikan pertumbuhannya
- Pemakaian air lebih efisien karena penyiraman air tidak perlu dilakukan setiap hari sebab media larutan mineral yang dipergunakan selalu tertampung di dalam wadah yang dipakai
- Hasil tanaman bisa dimakan secara keseluruhan termasuk akar karena terbebas dari kotoran dan hama
- Lebih hemat karena tidak perlu menyiramkan air setiap hari, tidak membutuhkan lahan yang banyak, media tanaman bisa dibuat secara bertingkat
- Pertumbuhan tanaman lebih cepat dan kualitas hasil tanaman dapat terjaga
- Bisa menghemat pemakaian pupuk tanaman
- Tidak perlu banyak tenaga kerja
- Lingkungan kerja lebih bersih
- Tidak ada masalah hama dan penyakit tanaman yang disebabkan oleh bakteri, kulat dan cacing nematod yang banyak terdapat dalam tanah
- Dapat tanam di mana saja bahkan di garasi dan tanah yang berbatu
- Dapat ditanam kapan saja karena tidak mengenal musim
Beberapa tanaman yang sering ditanam secara hidroponik, adalah sayur-sayuran seperti bak choy, brokoli, sawi, kailan, bayam, kangkung, tomat, bawang, bahkan strowbery, dll. Tanaman demikian sering menjadi pilihan utama kaum vegan/vegetarian yang sangat memperhatikan proses suatu tanaman apakah terdapat pembunuhan makhluk hidup, tercampur unsur kimiawi, konservasi lingkungan dan usaha penghijauan.

Teknik Hidroponik
Terdapat dua teknik utama dalam cara bercocok tanam hidroponik. Yang pertama menggunakan larutan dan satunya menggunakan media. Metode yang menggunakan larutan tidak membutuhkan media keras untuk pertumbuhan akar, hanya cukup dengan larutan mineral bernutrisi. Contoh cara dalam teknik larutan yang umum dipakai adalah teknik larutan statis dan teknik larutan alir. Sedangkan untuk teknik media adalah tergantung dari jenis media yang dipergunakan, bisa berupa sabut kelapa, serat mineral, pasir, pecahan batu bata, serbuk kayu, dan lain-lain sebagai pengganti media tanah.
Terlepas dari teknik yang diterapkan, kebanyakan tempat talangan hidroponik terbuat dari plastik, tapi bahan lain juga bisa dipakai termasuk bak beton, kaca, baja, kayu dan bahan solid lainnya. Tempat penampungan harus dijauhkan dari cahaya guna mencegah pertumbuhan lumur di dalam air bernutrisi yang telah diisi.
Berikut uraian beberapa teknik hidroponik yang sering dipakai.

Teknik Larutan Statis
Teknik ini telah lama dikenal, yaitu sejak pertengahan abad ke-15 oleh bangsa Aztec. Dalam teknik ini, tanaman disemai pada media tertentu bisa berupa ember plastik, baskom, bak semen, atau tangki. Larutan biasanya dialirkan secara pelan-pelan atau tidak perlu dialirkan. Jika tidak dialirkan, maka ketinggian larutan dijaga serendah mungkin sehingga akar tanaman berada di atas larutan, dan dengan demikian tanaman akan cukup memperoleh oksigen. Terdapat lubang untuk setiap tanaman. Tempat bak bisa disesuaikan dengan pertumbuhan tanaman. Bak yang tembus pandang bisa ditutup dengan aluminium foil, kertas pembungkus makanan, plastik hitam atau bahan lainnya untuk menghindari cahaya sehingga dapat menghindari tumbuhnya lumur di dalam bak. Untuk menghasilkan gelembung oksigen dalam larutan, bisa menggunakan pompa akuarium. Larutan bisa diganti secara teratur, misalnya setiap minggu, atau apabila larutan turun di bawah ketinggian tertentu bisa diisi kembali dengan air atau larutan bernurtrisi yang baru.

Teknik Larutan Alir
Ini adalah suatu cara bertanam hidroponik yang dilakukan dengan mengalirkan terus menerus larutan nutrisi dari tangki besar melewati akar tanaman. Teknik ini lebih mudah untuk pengaturan karena suhu dan larutan bernutrisi dapat diatur dari tangki besar yang bisa dipakai untuk ribuan tanaman. Salah satu teknik yang banyak dipakai dalam cara Teknik Larutan Alir ini adalah teknik lapisan nutrisi (nutrient film technique) atau dikenal sebagai NFT, teknik ini menggunakan parit buatan yang terbuat dari lempengan logam tipis anti karat, dan tanaman disemai di parit tersebut. Di sekitar saluran parit tersebut dialirkan air mineral bernutrisi sehingga sekitar tanaman akan terbentuk lapisan tipis yang dipakai sebagai makanan tanaman. Parit dibuat dengan aliran air yang sangat tipis lapisannya sehingga cukup melewati akar dan menimbulkan lapisan nutrisi disekitar akar dan terdapat oksigen yang cukup untuk tanaman.

Teknik Agregat Media
Teknik ini menggunakan media tanam berupa kerikil, pasir, arang sekam, batu bata, dan media lainnya yang disetrilkan terlebih dahulu sebelum dipergunakan untuk mencegah adanya bakteri di media. Pemberian nutrisi dilakukan dengan teknik mengairi media tersebut dengan pipa dari air larutan bernutrisi yang ditampung dalam tangki atau tong besar.
Beberapa Faktor Penting yang Harus Diperhatikan
- Larutan Nutrisi, harus memperhatikan jumlah dan unsur pH yang sesuai. Unsur pH berkisar 5,5 hingga 7,5. Larutan nutrisi ini mengandung konsentrasi N, P, K, Ca, Mg, S, dalam jumlah yang besar, sedangkan unsur Fe, Mn, Zn, Cu, B, Mo, dan Cl dalam jumlah yang kecil. Larutan hara dibuat dengan cara melarutkan garam-garam pupuk dalam air. Berbagai garam jenis pupuk dapat digunakan untuk larutan hara, pilihan biasanya atas harga dan kelarutan garam pupuk tersebut.
- Media Tanam, antara lain terdiri dari batu bata, pasir, kerikil, arang sekam, spons, batu apung, dll.
- Air, harus diperhatikan kualitas air yang dipergunakan, tingkat salinitas tidak melebihi 2500 ppm dan nilai EC tidak lebih dari 6,0 mmhos/cm. Air tidak boleh mengandung terlalu banyak unsur logal berat.
- Oksigen, memegang peranan penting dalam hidroponik. Kekurangan oksigen akan menyebabkan dinding sel sulit untuk ditembus, sehingga tanaman akan kekurangan air. Dengan demikian tanaman akan cepat layu karena larutan tidak mengandung oksigen. Pemberian oksigen ke dalam larutan dapat melalui gelembung udara seperti pompa air gelembung yang dipakai akuarium, penggantian larutan nutrisi secara rutin, membersihkan atau mencabut akar tanaman yang terlalu panjang, dan memberikan lubang ventilasi pada tempat penanaman.
Prospek Usaha Tanaman Hidroponik
Berbicara tentang usaha dalam bidang hidroponik tidak terlepas dari jasa Bp. Bob Sadino yang dapat dianggap sebagai orang pertama yang memperkenalkan sistim bercocok tanam sayur hidroponik di Indonesia. Sayuran hidroponik mulai diperkenalkan oleh Bob Sadino di supermarket KemChick pada sekitar tahun 90-an. Sekarang, sayur hydroponik dapat dibeli di beberapa supermarket terkenal. Harga sayur hidroponik dipasang dengan 4 hingga 5 kali lebih mahal daripada harga sayur biasa di pasar tradisional. Namun, karena sayuran hidroponik terbebas dari pemakaian pestisida, proses tanam hingga panen yang berhigenitas tinggi, lebih segar, dan packaging yang lebih baik, sehingga sayuran hidroponik yang dijual di beberapa supermarket selalu cepat terjual habis.
Dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan gerakan vegan/vegetarian dalam mengatasi permasalahan pemanasan global, tentunya permintaan sayuran dan buah-buahan yang berasal dari proses yang ramah lingkungan akan menjadi permintaan utama dalam daftar konsumsi mereka.
Karena terbatasnya persediaan, dan makin tingginya permintaan sayuran jenis hidroponik ini sehingga peluang bisnis yang ramah lingkungan ini cukup baik untuk digeluti oleh para pengusaha dalam skala yang besar, termasuk peluang ekspor ke pasar negara tetangga yang permintaannya sangat tinggi, seperti Singapura dan Malaysia.
Dari beberapa referensi yang diperoleh, biaya investasi untuk penanaman hidroponik secara komersial dengan skala kecil untuk luas tanah sekitar 100 m2 sekitar Rp 150 juta untuk pembuatan bak tanaman, bak penampung air, pipa saluran air, media , cairan larutan, dan bibit tanaman. Pengembalian investasinya sekitar Rp 500 juta hingga Rp 750 juta per tahun. Suatu peluang usaha yang pantas untuk digeluti !
sumber: Rahasia Pemanasan Global, Solusi dan Peluang Bisnis
Catatan: Di rumah, saya coba memanfaatkan air yang berasal dari kolam ikan koi yang ditarik dengan menggunakan pompa air ke tanaman hydroponik yang saya rancang dengan menggunakan talang air dan kemudian disalurkan kembali ke kolam air tersebut. Benih sayuran yang telah disemai (dengan menggunakan pasir malang, dan hanya benih kangkung dan bayam) selama 2 – 3 minggu, sudah bisa dipindahkan ke talang hydroponik, dan dalam waktu 3 minggu sudah bisa dipanen. Saya sama sekali tidak menggunakan air nutrisi, dan hanya semata-mata memanfaatkan air kolam ikan koi dengan tambahan pasir malang di dalam talang air.

Cara membuatnya :
1. Talang air dipotong dengan ukuran 1 meter
2. Pralon untuk mengalirkan air dari kolam ke masing-masing talang dengan menggunakan pompa air kolam yang dialirkan masuk dari sisi talang depan atas dan keluar dari ujung bawah talang sisi lainnya
3. Gabus stereoform yang dipotong seukuran talang air dan dilubangi dengan ukuran gelas mini plastik agar-agar jely.
4. Beli satu bungkus makanan snak agar-agar jely di supermarket, dan setelah dimakan isinya, plastiknya bisa dimanfaatkan dengan menggunting sampai ke ujung (dibelah satu sisi) sehingga bisa menjepit sayuran yang akan ditanam.
5. kapas saringan ikan digunting ukuran kecil utk membungkus bagian atas akar sayuran
6. masukkan sayuran yang telah dibungkus kapas saringan ke gelas plastik agar-agar jely dan letakkan di lubang-lubang gabus talang yang dialiri air kolam tsb
7. Untuk mencegah ulat dan serangga atau hama lainnya, bisa ditutup dengan menggunakan jala halus.
(Sumber: http://sumansutra.wordpress.com/)

0
Cara Budidaya Jamur Tiram

Pembuatan Bibit

Alat dan Bahan

· Serbuk gergaji
· Biji milet
· Kapur (CaCO3)
· Gypsum (CaSO4)
· Bekatul
· Baglog polipropilen atau plastik
· Botol
· Ayakan
· Kapas
· Pralon
· Kertas minyak, koran atau aluminium foil

Cara Pembuatan
  1. Campur serbuk gergaji dengan milet 42% dan dicuci hingga bersih
  2. Rebus selama 30 menit mengunakan pressure cooker
  3. Tiriskan kemudian tambahkan kapur 1%, gypsum 1% dan bekatul 15%. Kadar air diusahakan mencapai 40 – 60 % dengan menambahan air dan pH 7.
  4. Bahan kemudian dimasukkan dalam baglog polipropilen atau botol. Per botol diisi 50 – 60% media kemudian ditutup dengan kapas dibalut kertas/aluminium foil.
  5. Sterilkan dalam autoclave 1210C selama 2 jam. (jika direbus lakukan selama 8 jam)
  6. Inokulasi secara aseptis dengan bibit dari biakan murni.
  7. Inkubasi selama 15 – 231 hari pada suhu ruang dengan pengocokan setiap hari agar miselia jamur tumbuh merata. Dan tidak menggumpal.
  8. Bibit siap ditanam pada media produksi.


Budidaya
  1. Serbuk gergaji direndam dalam air selama semalam lalu tiriskan
  2. Tambahkan bekatul 15%, kapur 2%, gypsum 2 %, dan air sampai kadar air 65% pH 7.
  3. Masukkan dalam baglog, padatkan dan buat lubang pada ujungnya menggunakan potongan pralon. Lubang ditutup dengan kapas dan kertas minyak atau aluminium foil.
  4. Sterilkan
  5. Inokulasi dengan bibit. Bibit 15 g untuk 1 kg media.
  6. Inkubasi selama 15 – 30 hari. Rumah jamur harus dijaga tetap kering dan bersih, suhu 22 – 280C tanpa cahaya
  7. Buka cicncin pralon.
  8. Susun baglog dalam rak, dan siram bagian yang dibuka dengan semprotan air. Jamur tiram butuh sushu 16 – 220C dengan kelembapan 80 – 90%.

Pemanenan dapat dilakukan sampai 9 kali dalam 1,5 bulan jika dirawat dengan baik. Media juga dapat ditambah pupuk TSP
(sumber:http://permimalang.wordpress.com)

0
Budidaya Jamur tiram

AGRIBISNIS jamur tiram, di Nusa Tenggara Barat, sampai saat ini masih tergolong hal baru. Di Jawa dan Bali, bisnis ini sudah cukup lama dikenal. Di Lombok, tidak banyak bahkan bisa dikatakan hanya satu dua saja yang menggeluti usaha ini. Salah satunya adalah usaha yang dirintis Ir. M. Mahrup Kaseh sejak tahun 1989. Hingga kini usaha itu masih bertahan dan terus melakukan inovasi pada teknik budidaya dan pengembangan pemasarannya sehingga menjadi agribisnis yang utuh dan mudah dilaksanakan sebagai teknologi tepat guna yang ramah lingkungan.
Pengembangan teknik budidaya ini dipermudah dengan menggunakan bibit sebar dedan dengan media yang mudah dan murah. Alat pres dan alat sterilisasi direkayasa sendiri sehingga mudah dilaksanakan dengan hasil yang baik. “Teknik dan alat yang digunakan merupakan hasil pencarian terus menerus,” ungkap pensiunan PNS ini yang mengaku, belajar membudidayakan jamur lewat buku, potongan-potongan koran, majalah dan informasi yang ia kumpulkan.
Di Mataram, menurut, Ir. Parman, Ph.D, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Mataram, yang selama ini peduli dalam penelitian dan permasalahan jamur, animo masyarakat untuk membudidayakan jamur ini terbilang kurang. “Padahal untuk komoditi ekspor usaha ini sangat menjanjikan,” katanya.
Berbeda dengan jamur merang yang perlu ruangan tertutup dan hangat serta kedap udara, jamur tiram tidak memerlukan suhu tertentu atau ruang kedap udara. “Pada suhu biasa, jamur tiram bisa tumbuh dengan baik,” lanjutnya. Jamur tiram yang umum dikembangkan untuk budidaya biasanya berwarna putih, sementara warna coklat dan merah muda tidak. Menyoal rasa dari jamur tersebut, ungkap Parman, tergantung medianya. Sementara itu, untuk menghasilkan jamur sesuai warnanya tergantung pada warna asal bibit yang ditanam.-niek
Cermati Ciri-ciri Jamur Beracun
SECARA umum, jamur termasuk dalam jenis sayuran yang mengandung sedikit sekali protein dan hidrat arang, seperti halnya kangkung, ketimun, kool, kembang kool, tauge, sawi. “Karena kandungan kalorinya rendah, jamur boleh dimakan sekehendak atau bebas tanpa memperhitungkan banyaknya,” kata Ni Nyoman Widarmini, S.K.M. Kepala Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum, Mataram.
“Tentunya, jamur yang boleh dimakan atau tidak beracun,” ungkap Ir. Parman, Ph.D. Menurutnya, jamur tiram, yang berkembang dibudidayakan hingga saat ini adalah jamur tiram putih, coklat dan merah muda. Jamur ini, tumbuh di kayu yang mengalami pelapukan atau yang sudah mati, tumbuh pula di ilalang, sampah tebu dan sampah sagu.
Jamur tersebut tidak beracun dan boleh dimakan. Jamur yang tergolong beracun dan tidak dapat dikonsumsi, lanjutnya, jika jamur tiram misalnya, tumbuh di kayu yang masih hidup, tumbuh di bangkai, kotoran ayam atau binatang ternak. “Jika termakan, jamur jenis ini akan menyebabkan keracunan dan dalam konsentrasi racun tinggi dan bisa menyebabkan kematian,” ujarnya.
Ciri-ciri jamur beracun antara lain, umumnya tangkai payungnya bergelang atau terdapat lingkaran menyerupai cincin. Tapi, katanya, tidak semua yang bergelang merupakan jamur beracun. Selain itu, aroma jamur akan terasa berbau sangat tajam, jika dipotong terdapat cairan kekuning-kuningan dan berlendir. “Jika terdapat tanda-tanda tersebut, sebaiknya jamur ini jangan dikonsumsi,” saran Parman. Jamur ini biasanya tumbuh liar, sementara jamur yang sengaja dibudidayakan untuk dikonsumsi tentunya jamur yang tidak beracun, jadi tidak perlu khawatir membeli jamur apalagi yang sudah dalam kemasan.
Selain dikonsumsi dalam keadaan segar, jamur juga kerap dikonsumsi setelah mengalami pengeringan untuk pengawetan. Menurut Nyoman, antara jamur segar dan jamur kering terdapat perbedaan kalori yang dikandungnya. Jamur segar dalam 100 gram di dalamnya terdapat 15 kalori, protein 3,8 gram, lemak 0,6 gr, karbohidrat 0,9 gr, kalsium 3 mg, zat besi 1,7 mg, vitamin B 0,1 mg dan vitamin C 5 mg.
Sedangkan pada 100 gram jamur kering terdapat 128 kalori, protein 16 gram, lemak 0,9 gr, karbohidrat 64,6 mg, kalsium 51 mg, zat besi 6,7 mg, vitamin B 0,1 mg dan tidak mengandung vitamin C. “Jamur segar maupun jamur kering keduanya tidak mengandung vitamin A,” ujar Nyoman yang sudah 15 tahun bekerja di Instalasi Gizi ini. – niek
Belum Mampu Memenuhi Permintaan
BUDIDAYA jamur tiram dengan memanfaatkan limbah gergajian kayu yang dilakukan Mahrup, bisa dijadikan alternatif usaha yang mempunyai prospek sangat baik. Selain memakai bahan yang mudah dan murah, Mahrup juga membuat sendiri bibit induk dan bibit sebar jamur tiram ini, sehingga tidak perlu lagi mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli bibit.
Dalam waktu dua setengah bulan bibit tersebut sudah dapat dipakai, lebih cepat ketimbang proses yang selama ini dikenal yang memakan waktu sekitar empat bulan. Membuat bibit induk dan bibit sebar jamur tiram dilakukan dengan menyediakan media antara lain dedak halus dan tepung jagung yang dicampur dan ditambahkan air lalu dibuat adonan atau pasta (perbandingan 2:1). Media tanam dipres dengan alat pres yang direkayasa sendiri.
Proses perawatan hingga panen dalam budidaya jamur tiram ini juga cenderung gampang. Setelah polybag-polybag dingin, bibit jamur tiram dimasukkan satu sendok di bagian atasnya dan disimpan dalam ruang inkubasi. Jumlah bibit yang dimasukkan tidak akan berpengaruh pada berat jamur yang dihasilkan melainkan proses keluarnya jamur bisa lebih cepat, kata Mahrup. Lama kelamaan, polybag-polybag tersebut nantinya akan kelihatan memutih di seluruh permukaannya. “Jika sudah putih semua, polybag tersebut dapat dipindahkan ke ruang produksi,” ujar Mahrup.
Dalam ruang produksi, perawatan sederhana dimulai dengan membersihkan ruangan tiap pagi serta menyemprot polybag dengan air untuk tetap menjaga kelembaban ruangan serta merangsang tumbuhnya jamur tiram. Agar proses tumbuhnya jamur cepat, maka kapas penutup mulut polybag dibuka beberapa sebelum jamur keluar. Dalam waktu 15 hari dalam ruang produksi, jamur akan terlihat bermunculan, keluar dari mulut-mulut polybag. Tidak lama setelah itu, selang tiga hari kemudian jamur tiram pun mekar dan panen pertama pun bisa dimulai.
Selain menjual jamur segar, Mahrup juga menyediakan polybag-polybag berisi jamur tiram berumur sehari untuk dijual. “Artinya, kami menjual jamur yang sudah keluar dan kemungkinan sudah tidak lagi terkontaminasi,” katanya. Untuk pemasaran polybag jamur siap panen ini, Mahrup memakai sistem mitra, mereka yang sengaja membeli polybag-polybag jamur siap panen tersebut. Sampai saat ini, ia memiliki setidaknya enam mitra yang rutin mengambil masing-masing 200 polybag tiap bulannya. Di samping itu, pemasaran dilakukan di pasar-pasar tradisional sekitar Mataram.
Permintaan akan jamur siap panen dalam polybag tersebut, menurutnya, sangat tinggi, hanya saja ia belum mampu menyediakannya. Tahun 2005 ini ia telah membuat bibit lebih banyak dari biasanya, serta sedang melakukan proses percobaan pada kemungkinan bisa menambah berat jamur tiram saat dipanen setidaknya dua ons. Di rumahnya, tempat budidaya jamur tiram sampai saat ini, Mahrup telah banyak memberikan pelatihan-pelatihan pada mahasiswa tentang budidaya jamur tiram juga sebagai tempat PKL, sumber bahan penelitian dan konsultasi teknologi serta menjadi tempat tujuan agrowisata yang sering dikunjungi masyarakat dari berbagai daerah di NTB.
(http://www.cybertokoh.com/news/jamur.htm)

0
Perilaku Homoseksual dipengaruhi oleh gen dan lingkungan secara acak

Hasil penelitian yang paling kokoh mengenai landasan genetik homoseksual adalah penelitian para ilmuan dari Sekolah Biologi dan Kimia Ratu Mary dan dari Institut Karolinska. Laporan mereka ditulis dalam jurnal Archives of Sexual Behavior,. Mereka menemukan kalau faktor lingkungan dan genetik, tergantung individunya, dan termasuk pula proses biologi seperti paparan hormon saat dalam rahim (eugenetik), menjadi penentu perilaku homoseksual.

Peneliti besar di bidang orientasi seksual dan juga ilmuan yang menemukan hal ini, Dr Qazi Rahman, menjelaskan kalau studi mereka meruntuhkan anggapan kalau homoseksual semata akibat pengaruh gen, atau kalau homoseksual hanya semata karena lingkungan. Mereka menemukan kalau kedua faktor ini secara kompleks mempengaruhi perilaku homoseksual tersebut. Dan ini bukan hanya berlaku pada homoseksual tapi juga berarti straight (heteroseksual).

Tim penelitian ini dipimpin oleh Dr Niklas Lรฅngstrรถm dari Institut Karolinska di Stockhlom. Mereka mempelajari survey dengan sampel seluruh populasi kembar dewasa berusia 20 – 47 tahun di Swedia. Baik itu kembar identik maupun non identik (fraternal). Dengan mempelajari orang kembar, kita bisa melihat langsung perbedaan diantara keduanya. Seorang Kembar identik memiliki gen dan lingkungan yang sama dengan saudara kembarnya. Sementara itu, kembar fraternal, hanya memiliki separuh gen saudara kembarnya maupun lingkungannya. Dengan demikian, kesamaan yang besar dalam sifat kembar identik dengan sifat kembar fraternal akan menunjukkan kalau hanya faktor genetik semata yang mempengaruhi sifat tersebut.
Studi ini mengamati 3826 saudara kembar gender sama (7652 individu). Mereka ditanya mengenai jumlah total pasangan romantis dari jenis kelamin yang sama dan berbeda yang pernah mereka miliki. Penemuan ini menunjukkan kalau 35 persen perbedaan antara pria dalam perilaku ketertarikan pada jenis kelamin yang sama, disebabkan oleh genetik.
Menurut Rahman, Genetik berpengaruh sekitar 35% atas perbedaan antara pria dalam perilaku homoseksual dan faktor lingkungan yang tergantung individunya (artinya bukan pengaruh sosial, keluarga atau pemeliharaan masa kecil) berpengaruh sebesar 64%. Dengan kata lain, bukan hanya karena gen seorang bisa menjadi homoseksual, tapi juga karena lingkungan ini.
Bagi wanita, faktor genetik berpengaruh sekitar 18 persen variasi perilaku seks sejenis, lingkungan non sosial sekitar 64 persen dan faktor keluarga sekitar 16 persen.
Studi ini menunjukkan kalau faktor yang paling mempengaruhi perilaku homoseksual bukanlah genetika maupun lingkungan, tetapi justru eugenetika. Artinya hal-hal yang mempengaruhi janin saat dalam kandungan! Lebih hebat lagi, ternyata lingkungan sama sekali tidak berpengaruh pada pria homoseksual.

Walau begitu, yang namanya penelitian ilmiah, tentu saja tidak bebas kritik dari ilmuan lainnya. Menurut Rahman sendiri penelitian ini lebih teliti mempelajari pria, namun kurang teliti pada wanita. Walau menurut Rahman penelitian mereka tidak memiliki bias, ilmuan lain berpendapat kalau penelitian ini bias, selain itu ada juga yang bilang kalau penelitian ini hanya berlaku untuk Swedia saja, belum tentu di Indonesia, misalnya.
Selain itu, penelitian ini juga mendapat dukungan. Ambil contoh Witelson et al. Dua tahun sebelumnya mereka sudah menemukan kalau genetika memang berpengaruh pada perilaku homoseksual pria. Jadi, penemuan Rahman bukanlah hal baru.
Penelitian lain yang lebih tua lagi oleh Kinnunen et al (2003) menemukan metabolisme otak ada pengaruhnya pada perilaku seksual pria. Walau metabolisme otak bisa disebabkan karena gen pembentuk otak ataupun bisa juga karena mengkonsumsi obat atau bahkan karena perilaku dalam kandungan, studi Rahman bisa menjelaskan hal ini. Kemungkinan metabolisme otak yang berbeda pada pria homoseksual disebabkan oleh pengaruh saat dalam kandungan.
Sementara itu, untuk wanita, homoseksual (lesbian) tampak memiliki perbedaan fisik dengan heteroseksual. Wanita homoseksual memiliki telinga dalam yang lebih lemah daya pantul suaranya dari pada wanita heteroseksual. Ini aneh, tapi memang begitu adanya. Siapa tau suatu saat kita bisa meletakkan alat di telinga untuk menunjukkan kalau kita lesbian atau tidak. Pasangan lesbian akan mudah menemukan jodohnya dengan cara ini. Berkat penemuan McFadden dan Pasanen (1997)
Mengenai kinerja bagaimana? Well, kalau anda bicara kinerja membayangkan secara visual seperti membaca peta, menurut hasil penelitian Maylor et al (2007) anda akan menemukan urutan dari yang terbaik ke yang terburuk adalah : pria heteroseksual, pria biseksual, pria homoseksual, wanita homoseksual, wanita biseksual, dan wanita heteroseksual. Ini bukti nyata kalau cewek jauh lebih sulit memahami peta daripada cowok.
Tampaknya otak homoseksual berbeda, karena kita tahu masalah pembayangan visual adalah masalah otak, tepatnya di kening dekat mata anda. Otak Homoseksual menjadi otak transisi antara pria dan wanita. Dan dugaan ini tepat sekali. Savic dan Linstrom (2008) memang menemukan demikian.
Bila transeksual ada yang membenci dirinya kenapa dilahirkan beda (transnegativitas), begitu juga homoseksual. Ada homoseksual yang membenci kalau dirinya homo, dan ini dinamakan homonegativitas. Para peneliti telah menemukan kalau homonegativitas pria ada hubungannya dengan kerentanan orang tersebut pada penyakit. Jika anda homo dan tidak suka anda homo, maka anda mungkin memiliki fisik lebih rentan penyakit, begitu hasil penelitian Rosser et al (2008)
Tapi, jangan kecil hati dulu. Hughes et al (2009) justru menemukan fakta kalau HIV-AIDS lebih cepat berjangkit pada pria heteroseksual daripada homoseksual. Entah bagaimana, homoseksual lebih sulit dihinggapi penyakit ini. Well, paling tidak di Inggris. Homoseksual inggris lebih hati-hati dari pada heteroseksualnya.
Dan perbandingan antara gay kidal dengan semua gay, serta perbandingan lesbian kidal di antara semua lesbian, lebih besar secara signifikan, daripada perbandingan heteroseksual kidal di antara semua heteroseksual (Lalumiere et al, 2000). Well, seperti anda tahu kalau orang kidal banyak yang pintar, berarti kalau kamu lesbian atau gay, bisa jadi anda juga kidal. Dan bisa jadi anda pintar secara akademis.
Dan homoseksual bukan hanya pada manusia, tapi bahkan lalat buah! Jangan tanya kalau homoseksual di kalangan simpanse lagi. Penelitian Augustin et al (2007) pada lalat homoseksual menunjukkan kalau homoseksual mereka dipengaruhi oleh gen yang mempengaruhi kekuatan syaraf. Para ilmuan bahkan bisa merekayasa gen ini yang membuat mereka mampu menentukan apakah anak lalat itu kelak homoseksual atau bukan.
(sumber: http://www.faktailmiah.com)

0
Pengaruh Gen pada Perilaku Simpanse

Seperti halnya manusia yang dalam ilmu sosiologi dan antropologi, kepribadiannya dipengaruhi oleh aspek budaya dan gen, begitu juga simpanse dan luwak.
Apakah perbedaan perilaku simpanse karena kebudayaan atau genetika? Beberapa kelompok simpanse menggunakan ranting untuk memancing rayap, yang lain tidak. Beberapa kelompok simpanse berkomunikasi dengan memukulkan tangannya, yang lain dengan menepuk. Selama ini diyakini kalau ini semata karena perbedaan budaya, dan sekarang tampaknya gen juga terlibat.
Sekelompok ahli primata yang dipimpin oleh Kevin Langergraber dari Lembaga Antropologi Evolusi Max Planck di Leipzig, Jerman, mengambil data perilaku dari sembilan kelompok simpanse liar dan menganalisa sampel DNA dari 246 kera individual. Kelompok yang lebih berbeda secara genetik ternyata juga lebih berbeda secara signifikan dalam perilakunya.
Sementara tidak ada saran kalau perilaku ditentukan langsung oleh gen – tidak ada gen khusus untuk memancing rayap – genetika dapat mengubah perilaku secara tidak langsung, dengan mempengaruhi kelincahan tangan atau beberapa aspek kecerdasan, misalnya. “Kita tidak dapat menyingkirkan penjelasan genetik,” kata Langergraber.


“Pengaruh genetika pada perilaku simpanse adalah kemungkinan serius yang diremehkan oleh para peneliti,” kata Frans de Waal dari Universitas Emory di Atlanta, Georgia.
Ini bukan berarti menyangkal keberadaan kebudayaan hewan. Bukti adanya perilaku yang menunjukkan kebudayaan hewan ini sangat berlimpah, bahkan pada hewan yang diduga primitif seperti ikan. “Sebagian orang yang tidak menyukai gagasan ini akan mengambilnya,” kata beliau, “namun saya rasa mereka tidak punya tempat untuk berdiri.”
Faktanya, penelitian Langergraber menunjukkan kalau sementara genetika mungkin terlibat dalam perilaku, ia bukan faktor yang dominan, menurut Andrew Whiten dari Universitas St Andrews, Inggris. “Bila anda lihat ke data, genetika hanya menjelaskan seperempat variasi yang ada. Itu paling banyak.”
Untuk lebih jelas menentukan komponen genetik ini, para peneliti memerlukan lebih banyak bukti. Idealnya, mereka dapat melihat individual dalam beraneka ragam gen terpaparkan pada perilaku yang sama, untuk melihat siapa yang memilih perilaku yang mana.
Itu akan sulit bagi simpanse, karena kelompok-kelompoknya sering terpisah oleh penghalang yang tak terlewati seperti pegunungan, sehingga mereka tidak bertemu dan sama berbedanya baik secara genetik maupun budaya, kata Carel van Schaik dari Universitas Zurich, Swiss. Ia rasa akan lebih mudah pada orang utan, yang memiliki persebaran lebih banyak.

Luwak juga memiliki kebudayaan
Atau mungkin percobaan jawabannya, seperti kata Corsin Muller dari Universitas Zurich, yang menunjukkan kalau luwak memiliki tradisi budaya pula. Saat ia mengenalkannya pada item makanan baru, ia menemukan kalau kelompok yang berbeda mengembangkan metodenya sendiri untuk membukanya.

(Sumber : http://www.faktailmiah.com/)
Jumat, 17 Desember 2010

0
Sejarah Singkat STKIP Hamzanwadi Selong

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Hamzanwadi Selong didirikan pada tahun 1977 oleh: TGKH Muhammad Zainuddin Madjid.
STKIP Hamzanwadi Selong yang mula-mula bernama Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Hamzanwadi Selong didirikan oleh TGKH Muhammad Zainuddin Madjid pada 1977. Pada tahun itu juga ditetapkan namanya menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Pendidikan (STIP) Hamzanwadi Selong. Namun per 1 Januari 1978 namnya diubah menjadi STKIP Hamzanwadi Selong.
Mulanya lembaga ini hanya menyelenggarakan satu jurusan --Ilmu Pendidikan dengan program studi Psikologi Pendidikan dan Bimbingan (PPB) jenjang program Diploma Tiga (D3) dan Strata Satu (S1). Kemudian memperoleh status ‘terdaftar’ pada 1984.
Pada tahun 1987/1988 STKIP Hamzanwadi membuka jurusan dan program studi baru jenjang D3 yaitu (1). Jurusan pendidikan MIPA dengan Program Studi Pendidikan Matematika dan Biologi (2). Jurusan Pendidikan IPS dengan Program Studi Pendidikan Sejarah (3). Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni dengan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah serta Pendidikan Bahasa Inggris. Kelima program studi tersebut memperoleh status ‘terdaftar’ pada 1990. Pada 11 Oktober 1994 Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen pendidikan dan Kebudayaan memperkenankan STKIP Hamzanwadi menyelenggarakan program studi S1 untuk semua program studi yang diselenggarakannya. Selanjutnya Program Studi PPB (sekarang Program Studi Bimbingan dan Konseling) dan 5 program studi lainnya telah terakreditasi pada 2000.
(sumber: http://www.pdat.co.id/)
Jumat, 10 Desember 2010

0
Komposisi Pengurus



Penanggung Jawab                                   :     Kaprodi Pendidikan Biologi
Pembina                                                   :     Furtasih, M.pd
Dewan Penasehat Organisasi (DPO)         :     Ahmad Fauzi
                                                                      Dedy Hermansyah 
                                                                      Rohmiyati Jalilah
Ketua Umum                                            :     Ahmad Humaidi
Sekertaris Umum                                      :     Saifuddin Zuhri
Bendahara Umum                                     :     Bq. Reni Herdiana

DIVISI-DIVISI

1.      DIVISI KEROHANIAN
Koordinator              : Rosihan
Sekretaris                 : Syamsul Mujahidin
Anggota                  :

  1. Zulkarnaen
  2. Jayadi
  3. Nila Damayanti
  4. Wardatul Muthmainnah
  5. Rizal M. Suhardi
  6. Rudi Bahktiar
  7. Bq. Westi Rahmi
  8. Zulhilmiyati
  9. Hulwatul Ilmi


2.      DIVISI PENALARAN DAN KEILMUAN
Koordinator   : Rohainiah
Sekretaris       : Zulfikri
Anggota        :

  1. Bq. Yupi Dian Anggraeni
  2. Arnianti
  3. Siti Raudah
  4. Gema Wahyu Rinjani
  5. Supriadi
  6. Yuliasni Mardiyati
  7. Tono Iswanto
  8. M. Hazami
  9. Qurrotul Aen
  10. Dewi Irma Sulistiana
  11. Dian Wahidah
  12. Rusanti
  13. Sunardi
  14. M. Marzuki
  15. Herliana Wahyuni


3.      DIVISI BAKAT DAN MINAT
Koordinator   : Didi Kurniawan
Sekretaris       : Hendry Topan
Anggota        :
  1. Aprilia Rosliana
  2. Gus Chindrawasih
  3. Murdani
  4. Abdul Ma’ad
  5. Akhirudin
  6. Hidayatullah
  7. Sawaludin Jidal
  8. M. Mursidin Khair
  9. Irma Prihartina
  10. Suparman
  11. Desi Marini
  12. Amril Ayuni
  13. Shofiyah
  14. Hernita
  15. Nurul Qomar
  16. Khaerul Hafiz
  17. Husniatun
  18. Tuti Ilwani
  19. M. Arifuddin
  20. M. Zaeni


4.      DIVISI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
Koordinator   : Ahsaniah Kamalia
Sekretaris       : Karmilawati
Anggota        :

  1. Bq. Tahjud Aini
  2. Rohayu Isro’ Indarwani
  3. Khodijah
  4. Husnul Wardani
  5. Raihul Jannah
  6. Halimah
  7. Sumini
  8. Sirri Hayati
  9. Dian Wahyuni
  10. Fitri Susiani
  11. Rohaniah
  12. Mawaddah
  13. Ely Mardiani
  14. Fitriani
  15. Nikmah

5.      DIVISI INFORMASI & KOMUNIKASI (INFOKOM)
Koordinator   : Abdul Manap
Sekretaris       : Habibatul Hasanah
Anggota        :

  1. Setiawan Ikhwan
  2. Salman Khudri
  3. L. Muh. Sukri
  4. Bq. Zulkar Aini
  5. Asrul Fahmi
  6. Azhari Romansyah
  7. Siti Rauhul Jannah
  8. Rina Rusdiana
  9. Paozan Aziman
  10. Fitri Aprilia
  11. Murni
  12. Susilawati
  13. Junaidi
  14. Satria Wadi
  15. Supran Wadi
  16. Muhammad Hudari
  17. Hety Yuniarti


6.   DIVISI KESEJAHTERAAN SOSIAL MASYARAKAT & MAHASISWA
Koordinator     : Masripandi
Sekretaris         : Syamsurrijal Anshari
Anggota          :

  1. M. Ikbal
  2. M. Khairul Sani
  3. Mursidin
  4. Syamsul Hadi
  5. Sirojudin
  6. Dewi Pebrianingsih
  7. Sepma Mulyana
  8. Ekawati Anggraeni
  9. M. Syarifuddin Ashuri
  10. Rosyadi Ahmad
  11. Rahmawati
  12. Nasirudin
  13. Supiandi
  14. Harjoni
  15. Sopian Hadi
  16. Lita Sumiyarti
  17. Eva Yulianti
  18. Ewik Rostiana

Berita di BEM STKIP Hamzanwadi Selong

Berita dan Fakta Ilmiah Harian

 
HMPS Pendidikan Biologi STKIP Hamzanwadi Selong | © 2010 by derajad | Supported by duaderajad & Free Themes