Seperti halnya manusia yang dalam ilmu sosiologi dan antropologi, kepribadiannya dipengaruhi oleh aspek budaya dan gen, begitu juga simpanse dan luwak.
Apakah perbedaan perilaku simpanse karena kebudayaan atau genetika? Beberapa kelompok simpanse menggunakan ranting untuk memancing rayap, yang lain tidak. Beberapa kelompok simpanse berkomunikasi dengan memukulkan tangannya, yang lain dengan menepuk. Selama ini diyakini kalau ini semata karena perbedaan budaya, dan sekarang tampaknya gen juga terlibat.
Sekelompok ahli primata yang dipimpin oleh Kevin Langergraber dari Lembaga Antropologi Evolusi Max Planck di Leipzig, Jerman, mengambil data perilaku dari sembilan kelompok simpanse liar dan menganalisa sampel DNA dari 246 kera individual. Kelompok yang lebih berbeda secara genetik ternyata juga lebih berbeda secara signifikan dalam perilakunya.
Sementara tidak ada saran kalau perilaku ditentukan langsung oleh gen – tidak ada gen khusus untuk memancing rayap – genetika dapat mengubah perilaku secara tidak langsung, dengan mempengaruhi kelincahan tangan atau beberapa aspek kecerdasan, misalnya. “Kita tidak dapat menyingkirkan penjelasan genetik,” kata Langergraber.
“Pengaruh genetika pada perilaku simpanse adalah kemungkinan serius yang diremehkan oleh para peneliti,” kata Frans de Waal dari Universitas Emory di Atlanta, Georgia.
Ini bukan berarti menyangkal keberadaan kebudayaan hewan. Bukti adanya perilaku yang menunjukkan kebudayaan hewan ini sangat berlimpah, bahkan pada hewan yang diduga primitif seperti ikan. “Sebagian orang yang tidak menyukai gagasan ini akan mengambilnya,” kata beliau, “namun saya rasa mereka tidak punya tempat untuk berdiri.”
Faktanya, penelitian Langergraber menunjukkan kalau sementara genetika mungkin terlibat dalam perilaku, ia bukan faktor yang dominan, menurut Andrew Whiten dari Universitas St Andrews, Inggris. “Bila anda lihat ke data, genetika hanya menjelaskan seperempat variasi yang ada. Itu paling banyak.”
Untuk lebih jelas menentukan komponen genetik ini, para peneliti memerlukan lebih banyak bukti. Idealnya, mereka dapat melihat individual dalam beraneka ragam gen terpaparkan pada perilaku yang sama, untuk melihat siapa yang memilih perilaku yang mana.
Itu akan sulit bagi simpanse, karena kelompok-kelompoknya sering terpisah oleh penghalang yang tak terlewati seperti pegunungan, sehingga mereka tidak bertemu dan sama berbedanya baik secara genetik maupun budaya, kata Carel van Schaik dari Universitas Zurich, Swiss. Ia rasa akan lebih mudah pada orang utan, yang memiliki persebaran lebih banyak.
Luwak juga memiliki kebudayaan
Atau mungkin percobaan jawabannya, seperti kata Corsin Muller dari Universitas Zurich, yang menunjukkan kalau luwak memiliki tradisi budaya pula. Saat ia mengenalkannya pada item makanan baru, ia menemukan kalau kelompok yang berbeda mengembangkan metodenya sendiri untuk membukanya.
(Sumber : http://www.faktailmiah.com/)
0 komentar :
Posting Komentar