IKATAN HIMPUNAN MAHASISWA BIOLOGI INDONESIA (IKAHIMBI)
Oleh : Saevul Amri
Sekretaris Jenderal Ikahimbi
Salam Lestari !
Ikatan himpunan mahasiswa biologi Indonesia (Ikahimbi) didirikan pada saat musyawarah nasional mahasiswa biologi se-Indonesia tanggal 7 Desember 2005 di Mataram. Ikahimbi didirikan dengan harapan besar dari mahasiswa biologi se-Indonesia, yaitu harapan menjadi organisasi nasional yang mampu mempersatukan himpunan mahasiswa biologi se-Indonesia. Ikahimbi dijadikan wadah kerja sama lintas kampus yang bertujuan untuk mengoptimalkan potensi mahasiswa biologi Indonesia dan berperan aktif dalam eksplorasi sumber daya alam dan konservasi lingkungan hidup dalam upaya mewujudkan Tridharma Perguruan Tinggi dan berpartisipasi aktif dalam menjadikan Indonesia lebih baik dan bermartabat.
Kepengurusan Ikahimbi berlangsung selama dua tahun dan dipimpin oleh seorang sekretaris jenderal. Dalam melaksanakan amanahnya, sekretaris jenderal (Sekjen) dibantu oleh badan pengurus pusat (BPP) Ikahimbi. Untuk memudahkan kinerja Ikahimbi, maka pada tingkat wilayah dibentuk badan pengurus wilayah (BPW) yang dipimpin oleh koordinator wilayah. Koordinator wilayah melakukan koordinasi dengan semua himpunan mahasiswa biologi di wilayah kerjanya dan bertanggung jawab kepada sekretaris jenderal Ikahimbi dan himpunan mahasiswa biologi di wilayahnya.
Kepengurusan Ikahimbi yang pertama (2005-2007) dipimpin oleh Edi Arip Miharja, mahasiswa biologi Institut Pertanian Bogor. Kepengurusan pertama ini telah berhasil membangun Ikahimbi dari nol. Ikahimbi pada masa ini telah memiliki AD-ART, GBHK, Peraturan keuangan organisasi (PKO), dan Pola Dasar Penyelenggaraan Organisasi (PDPO) yang jelas. Ikahimbi telah hidup dan mulai menunjukkan eksistensinya melalui berbagai kegiatan, seperti seminar nasional di Universitas Negeri Jakarta, Universitas Negeri Surabaya, Universitas Mulawarman, dan Institut Pertanian Bogor. Selain seminar nasional, telah dilakukan seminar hasil penelitian mahasiswa biologi se-Indonesia di Universitas Negeri Surabaya dan Universitas Mulawarman. Pada tingkat wilayah, telah terbentuk 10 wilayah kerja di seluruh Indonesia (pada kepenguruasan berikutnya menjadi 11 wilayah). Wilayah kerja yang memiliki kepengurusan wilayahnya adalah wilayah kerja 2, wilayah kerja 3, wilayah kerja 5, wilayah kerja 6, wilayah kerja 8, dan wilayah kerja 9. Perjalanan organisasi baru tidaklah mudah, dari pengurus wilayah yang terbentuk tersebut ternyata tidak semua pengurus wilayah berjalan dengan lancar seperti wilayah kerja 2 dan wilayah kerja 6. Masalah kesulitan keuangan juga menjadi tantangan bersama. Sebagian besar pengurus pusat Ikahimbi yang beranggotakan lebih dari 50 orang juga mengalami krisis komunikasi. Meskipun demikian, masih terdapat sebagian pengurus pusat Ikahimbi yang yang hebat dan tetap setia serta berjuang dengan sekuat tenaga demi kemajuan Ikahimbi. Kesuksesan pengurus pertama Ikahimbi adalah mampu menjadikan jiwa dan semangat keberadaan Ikahimbi telah dirasakan pada semua wilayah sebagai penyatu himpunan mahasiswa biologi se-Indonesia dan menjadi bekal yang bagus bagi kepengurusan Ikahimbi berikutnya.
Setelah kepengurusan pertama Ikahimbi usai, kepengurusan baru dengan semangat baru telah terbentuk pada Musayawarah Nasional dan Musyawarah kerja nasional Ikahimbi di Institut Pertanian Bogor. Kepengurusan Ikahimbi periode 2007- 2009 dipimpin oleh seorang Sekjen Ikahimbi yang bernama Saevul Amri, Mahasiswa Biologi Universitas Gadjah Mada. Kepengurusan Ikahimbi yang kedua ini memiliki modal awal yang cukup yaitu banyaknya anggota pengurus pusat yang mencapai 70 orang, hadirnya peserta saat Musyawarah Nasional yang berasal dari 9 wilayah kerja di seluruh Indonesia, dan modal keuangan yang mencapai 1,5 juta rupiah. Lalu, apakah yang sudah dilakukan oleh pengurus Ikahimbi hingga saat ini ?
Kepengurusan Ikahimbi yang besar dengan beranekaragam sifat dan terdistribusi di seluruh Indonesia serta 80% pengurusnya adalah orang yang baru mengenal Ikahimbi merupakan peluang dan tantangan dalam menjalankan amanah. Untuk mempererat persaudaraan pengurus dan koordinasi kegiatan dilakukan komunikasi melalui media internet dan handphone. Selama setengah tahun kepengurusan Ikahimbi, pengurus Ikahimbi telah melakukan kegiatan seminar nasional di Universitas Airlangga, Universitas Negeri Manado dan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah; workshop di Universitas Islam Negeri Yogyakarta; penanaman pohon dan bakti sosial di sejumlah wilayah di Indonesia seperti di Palembang, Bandung, Jakarta, Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Sulawesi, dan Papua; Ikahimbi peduli bencana banjir 2008 dengan mengumpulkan dana sekitar 5 juta dan mendistribusikannya kepada masyarakat yang membutuhkan seperti di daerah Situbondo dan Ngawi; beberapa riset pengamatan burung dan penyu di beberapa daerah seperti di Jakarta dan Jawa Timur. Selain itu, Ikahimbi juga telah memiliki media informasi dan komunikasi yang resmi, yaitu website (ikahimbi.org), forum (ikahimbi.org/forum), email (mail@ikahimbi.org dan ikahimbi@yahoo.com), friendster, Facebook, dan sudah terdaftar dalam ITglobaltalking dan dikti.org. Dari segi kerja sama, Ikahimbi telah menjalin kerja sama yang baik dan akan berkelanjutan dengan Perhimpunan Biologi Indonesia (PBI), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), lembaga pemerintah seperti Departemen Kehutanan dan Departemen Pertanian RI, dan sejumlah LSM lingkungan tingkat nasional-internasional, seperti Wahana Lingkungan Hidup (Walhi), The Nature Conservancy (TNC), dan Ecoton. Salah satu contoh wujud nyata kerja sama tersebut adalah disediakannya pembicara dan juri secara gratis dan tanpa menanggung biaya transportasi dari PBI, LIPI, dan departemen pertanian RI pada seminar nasional di Universitas Airlangga dan Lomba Karya Hasil Penelitian (LKHP). LIPI dan PBI memberikan apresiasi yang besar terhadap juara LKHP tersebut, yaitu dengan membantu jurnal penelitian para pemenang untuk dimuat di dalam sejumlah jurnal nasional dan internasional terakreditasi A. Selain itu, telah dijalin komunikasi yang baik dengan organisasi mahasiswa nasional sejenis, seperti dengan Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia dan Ikatan Mahasiswa Teknologi Pertanian.
Pada tingkat wilayah, seperti di wilayah kerja 4 (Jawa tengah-DIY), 6 (Bali-Nusa Tenggara), dan 11 (Papua) telah dibentuk pengurus wilayah yang solid dan berkomitmen kuat, melakukan perluasan jaringan internal himpunan mahasiswa biologi, dan sampai saat ini sedang menunjukkan eksistensi dan kontribusinya kepada Indonesia. Selain wilayah tersebut, yaitu wilayah kerja 3 (Jakarta, Banten, dan Jawa Barat), wilayah kerja 5 (Jawa Timur), wilayah kerja 8 (Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan), dan wilayah kerja 9 (Sulawesi) telah/sedang melakukan perluasan jaringan internal himpunan mahasiswa biologi di wilayah kerja tersebut dan telah melakukan berbagai kegiatan seperti bakti sosial, aksi damai, penanaman pohon, dan seminar. Wilayah yang sampai saat ini belum memiliki pengurus wilayah adalah wilayah kerja 1 (sumatera I), wilayah kerja 2 (sumatera II), wilayah kerja 7 (Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah), dan wilayah kerja 9 (Maluku dan Maluku Utara). Meskipun demikian, wilayah yang belum memiliki kepengurusan wilayah akan segera mengadakan musyawarah wilayah karena sesungguhnya komunikasi dengan hampir semua himpunan mahasiswa biologi di Indonesia sudah terjalin, seperti dengan himpunan mahasiswa biologi di Universitas Syah Kuala, Universitas Sumatera Utara, Universitas Riau, Universitas Jambi, Universitas Siwijaya, Universitas Lampung, Universitas Palangkaraya, Universitas Tanjungpura, dan Universitas Khairun.
Ikahimbi sebagai organisasi nasional yang baru berumur tiga tahun dapat dikatakan berkembang dengan pesat. Namun, semua yang telah dilakukan sampai saat ini belumlah maksimal dan kemanfaatan Ikahimbi baru dirasakan oleh pengurus dan sebagian kecil mahasiswa biologi dan masyarakat Indonesia. Kegiatan Ikahimbi yang termasuk utama yang berupa kegiatan penelitian bersama juga belum berkembang dengan baik. Masih diperlukan usaha yang kuat dan dukungan dari semua pihak. Ikahimbi dengan berbagai macam potensi yang dimiliki sangat mungkin menjadi organisasi yang berharga dan diperhitungkan dalam level nasional beberapa tahun lagi dengan adanya kontribusi yang nyata bagi kemajuan Ilmu pengetahuan Indonesia, perbaikan kondisi lingkungan Indonesia, dan bagi kesejahteraan masyarakat. Namun, cita-cita tersebut tidak mungkin tercapai apabila setiap diri mahasiswa biologi masih memiliki egoisme diri dan kampusnya masing-masing dan tidak memiliki komitmen yang kuat untuk memajukan Ikahimbi.
Ikatan himpunan mahasiswa biologi Indonesia (Ikahimbi) didirikan pada saat musyawarah nasional mahasiswa biologi se-Indonesia tanggal 7 Desember 2005 di Mataram. Ikahimbi didirikan dengan harapan besar dari mahasiswa biologi se-Indonesia, yaitu harapan menjadi organisasi nasional yang mampu mempersatukan himpunan mahasiswa biologi se-Indonesia. Ikahimbi dijadikan wadah kerja sama lintas kampus yang bertujuan untuk mengoptimalkan potensi mahasiswa biologi Indonesia dan berperan aktif dalam eksplorasi sumber daya alam dan konservasi lingkungan hidup dalam upaya mewujudkan Tridharma Perguruan Tinggi dan berpartisipasi aktif dalam menjadikan Indonesia lebih baik dan bermartabat.
Kepengurusan Ikahimbi berlangsung selama dua tahun dan dipimpin oleh seorang sekretaris jenderal. Dalam melaksanakan amanahnya, sekretaris jenderal (Sekjen) dibantu oleh badan pengurus pusat (BPP) Ikahimbi. Untuk memudahkan kinerja Ikahimbi, maka pada tingkat wilayah dibentuk badan pengurus wilayah (BPW) yang dipimpin oleh koordinator wilayah. Koordinator wilayah melakukan koordinasi dengan semua himpunan mahasiswa biologi di wilayah kerjanya dan bertanggung jawab kepada sekretaris jenderal Ikahimbi dan himpunan mahasiswa biologi di wilayahnya.
Kepengurusan Ikahimbi yang pertama (2005-2007) dipimpin oleh Edi Arip Miharja, mahasiswa biologi Institut Pertanian Bogor. Kepengurusan pertama ini telah berhasil membangun Ikahimbi dari nol. Ikahimbi pada masa ini telah memiliki AD-ART, GBHK, Peraturan keuangan organisasi (PKO), dan Pola Dasar Penyelenggaraan Organisasi (PDPO) yang jelas. Ikahimbi telah hidup dan mulai menunjukkan eksistensinya melalui berbagai kegiatan, seperti seminar nasional di Universitas Negeri Jakarta, Universitas Negeri Surabaya, Universitas Mulawarman, dan Institut Pertanian Bogor. Selain seminar nasional, telah dilakukan seminar hasil penelitian mahasiswa biologi se-Indonesia di Universitas Negeri Surabaya dan Universitas Mulawarman. Pada tingkat wilayah, telah terbentuk 10 wilayah kerja di seluruh Indonesia (pada kepenguruasan berikutnya menjadi 11 wilayah). Wilayah kerja yang memiliki kepengurusan wilayahnya adalah wilayah kerja 2, wilayah kerja 3, wilayah kerja 5, wilayah kerja 6, wilayah kerja 8, dan wilayah kerja 9. Perjalanan organisasi baru tidaklah mudah, dari pengurus wilayah yang terbentuk tersebut ternyata tidak semua pengurus wilayah berjalan dengan lancar seperti wilayah kerja 2 dan wilayah kerja 6. Masalah kesulitan keuangan juga menjadi tantangan bersama. Sebagian besar pengurus pusat Ikahimbi yang beranggotakan lebih dari 50 orang juga mengalami krisis komunikasi. Meskipun demikian, masih terdapat sebagian pengurus pusat Ikahimbi yang yang hebat dan tetap setia serta berjuang dengan sekuat tenaga demi kemajuan Ikahimbi. Kesuksesan pengurus pertama Ikahimbi adalah mampu menjadikan jiwa dan semangat keberadaan Ikahimbi telah dirasakan pada semua wilayah sebagai penyatu himpunan mahasiswa biologi se-Indonesia dan menjadi bekal yang bagus bagi kepengurusan Ikahimbi berikutnya.
Setelah kepengurusan pertama Ikahimbi usai, kepengurusan baru dengan semangat baru telah terbentuk pada Musayawarah Nasional dan Musyawarah kerja nasional Ikahimbi di Institut Pertanian Bogor. Kepengurusan Ikahimbi periode 2007- 2009 dipimpin oleh seorang Sekjen Ikahimbi yang bernama Saevul Amri, Mahasiswa Biologi Universitas Gadjah Mada. Kepengurusan Ikahimbi yang kedua ini memiliki modal awal yang cukup yaitu banyaknya anggota pengurus pusat yang mencapai 70 orang, hadirnya peserta saat Musyawarah Nasional yang berasal dari 9 wilayah kerja di seluruh Indonesia, dan modal keuangan yang mencapai 1,5 juta rupiah. Lalu, apakah yang sudah dilakukan oleh pengurus Ikahimbi hingga saat ini ?
Kepengurusan Ikahimbi yang besar dengan beranekaragam sifat dan terdistribusi di seluruh Indonesia serta 80% pengurusnya adalah orang yang baru mengenal Ikahimbi merupakan peluang dan tantangan dalam menjalankan amanah. Untuk mempererat persaudaraan pengurus dan koordinasi kegiatan dilakukan komunikasi melalui media internet dan handphone. Selama setengah tahun kepengurusan Ikahimbi, pengurus Ikahimbi telah melakukan kegiatan seminar nasional di Universitas Airlangga, Universitas Negeri Manado dan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah; workshop di Universitas Islam Negeri Yogyakarta; penanaman pohon dan bakti sosial di sejumlah wilayah di Indonesia seperti di Palembang, Bandung, Jakarta, Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Sulawesi, dan Papua; Ikahimbi peduli bencana banjir 2008 dengan mengumpulkan dana sekitar 5 juta dan mendistribusikannya kepada masyarakat yang membutuhkan seperti di daerah Situbondo dan Ngawi; beberapa riset pengamatan burung dan penyu di beberapa daerah seperti di Jakarta dan Jawa Timur. Selain itu, Ikahimbi juga telah memiliki media informasi dan komunikasi yang resmi, yaitu website (ikahimbi.org), forum (ikahimbi.org/forum), email (mail@ikahimbi.org dan ikahimbi@yahoo.com), friendster, Facebook, dan sudah terdaftar dalam ITglobaltalking dan dikti.org. Dari segi kerja sama, Ikahimbi telah menjalin kerja sama yang baik dan akan berkelanjutan dengan Perhimpunan Biologi Indonesia (PBI), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), lembaga pemerintah seperti Departemen Kehutanan dan Departemen Pertanian RI, dan sejumlah LSM lingkungan tingkat nasional-internasional, seperti Wahana Lingkungan Hidup (Walhi), The Nature Conservancy (TNC), dan Ecoton. Salah satu contoh wujud nyata kerja sama tersebut adalah disediakannya pembicara dan juri secara gratis dan tanpa menanggung biaya transportasi dari PBI, LIPI, dan departemen pertanian RI pada seminar nasional di Universitas Airlangga dan Lomba Karya Hasil Penelitian (LKHP). LIPI dan PBI memberikan apresiasi yang besar terhadap juara LKHP tersebut, yaitu dengan membantu jurnal penelitian para pemenang untuk dimuat di dalam sejumlah jurnal nasional dan internasional terakreditasi A. Selain itu, telah dijalin komunikasi yang baik dengan organisasi mahasiswa nasional sejenis, seperti dengan Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia dan Ikatan Mahasiswa Teknologi Pertanian.
Pada tingkat wilayah, seperti di wilayah kerja 4 (Jawa tengah-DIY), 6 (Bali-Nusa Tenggara), dan 11 (Papua) telah dibentuk pengurus wilayah yang solid dan berkomitmen kuat, melakukan perluasan jaringan internal himpunan mahasiswa biologi, dan sampai saat ini sedang menunjukkan eksistensi dan kontribusinya kepada Indonesia. Selain wilayah tersebut, yaitu wilayah kerja 3 (Jakarta, Banten, dan Jawa Barat), wilayah kerja 5 (Jawa Timur), wilayah kerja 8 (Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan), dan wilayah kerja 9 (Sulawesi) telah/sedang melakukan perluasan jaringan internal himpunan mahasiswa biologi di wilayah kerja tersebut dan telah melakukan berbagai kegiatan seperti bakti sosial, aksi damai, penanaman pohon, dan seminar. Wilayah yang sampai saat ini belum memiliki pengurus wilayah adalah wilayah kerja 1 (sumatera I), wilayah kerja 2 (sumatera II), wilayah kerja 7 (Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah), dan wilayah kerja 9 (Maluku dan Maluku Utara). Meskipun demikian, wilayah yang belum memiliki kepengurusan wilayah akan segera mengadakan musyawarah wilayah karena sesungguhnya komunikasi dengan hampir semua himpunan mahasiswa biologi di Indonesia sudah terjalin, seperti dengan himpunan mahasiswa biologi di Universitas Syah Kuala, Universitas Sumatera Utara, Universitas Riau, Universitas Jambi, Universitas Siwijaya, Universitas Lampung, Universitas Palangkaraya, Universitas Tanjungpura, dan Universitas Khairun.
Ikahimbi sebagai organisasi nasional yang baru berumur tiga tahun dapat dikatakan berkembang dengan pesat. Namun, semua yang telah dilakukan sampai saat ini belumlah maksimal dan kemanfaatan Ikahimbi baru dirasakan oleh pengurus dan sebagian kecil mahasiswa biologi dan masyarakat Indonesia. Kegiatan Ikahimbi yang termasuk utama yang berupa kegiatan penelitian bersama juga belum berkembang dengan baik. Masih diperlukan usaha yang kuat dan dukungan dari semua pihak. Ikahimbi dengan berbagai macam potensi yang dimiliki sangat mungkin menjadi organisasi yang berharga dan diperhitungkan dalam level nasional beberapa tahun lagi dengan adanya kontribusi yang nyata bagi kemajuan Ilmu pengetahuan Indonesia, perbaikan kondisi lingkungan Indonesia, dan bagi kesejahteraan masyarakat. Namun, cita-cita tersebut tidak mungkin tercapai apabila setiap diri mahasiswa biologi masih memiliki egoisme diri dan kampusnya masing-masing dan tidak memiliki komitmen yang kuat untuk memajukan Ikahimbi.
(Sumber : http://saevul.tigblog.org/)
0 komentar :
Posting Komentar